Isu Gempa Dahsyat
Prof Sieh: Gempa dan Tsunami tak Bisa Diprediksi Waktunya
Prof Kerry Sieh menyebut hasil penelitian ilmiah tidak atau belum memungkinkan untuk memprediksi kapan akan terjadinya gempa bumi
TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Director of the Nanyang Technological University - Earth Observatory, Prof Kerry Sieh yang pada 25 Juni 2005 bersama DR Danny Hilman, peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian tentang tantangan gempa dan tsunami di Sumatera Barat (Sumbar), menyebut hasil penelitian ilmiah tidak atau belum memungkinkan untuk memprediksi kapan akan terjadinya gempa bumi di Sumatera.
“Apakah pada hari ini, bulan atau tahun tertentu. Jadi, tak benar ramalan atau prediksi tentang akan terjadinya gempa bumi pada waktu tertentu. Itu pasti tidak berasal dari ahli yang berkompeten,” kata Kerry Sieh, dalam rilis yang dikirimkan Komunitas Siaga Tsunami (Kogami), Kamis (25/11/2010).
Penelitian yang dilakukannya bersama Danny Hilman, memang menunjukkan, gempa bumi dan tsunami mungkin akan terjadi di suatu saat, dalam beberapa dekade ke depan di wilayah antara Kepulauan Batu dan Pagai dan sepanjang pesisir pantai Sumbar. “Namun kita tidak dapat menentukan kapan waktu tepatnya di beberapa dekade ke depan. Hal ini bermakna, generasi muda yang ada saat ini di wilayah tersebut, berkemungkinan besar untuk mengalami gempa bumi tersebut di masa kehidupannya. Namun, banyak tindakan yang dapat dilakukan mulai saat ini untuk mengurangi kerugian jiwa, dan harta benda," ungkapnya.
Lima tahun yang lalu, tepatnya pada 25 Juni 2005, kedua peneliti ini datang secara sukarela ke Kota Padang untuk memaparkan hasil penelitiannya secara perdana kepada para pimpinan di Pemerintahan Sumbar, tentang tantangan gempa dan tsunami yang ada di Sumbar. Sayang sekali, pada saat itu tidak terlalu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta Polda Sumbar agar menindak tegas pihak-pihak yang memperkeruh suasana di Provinsi Sumbar, khususnya Kota Padang, terkait isu sms bahwa akan ada gempa 11 skala richter (SR) dan tsunami yang akan melanda Kota Padang pada 25 November 2010.
“Saya, Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim maupun Wali Kota Padang Fauzi Bahar, tak pernah mengeluarkan sms apapun berkaitan dengan bencana gempa dan tsunami. Kalau ada yang mengutip pernyataan gubernur, wakil gubernur maupun walikota, itu salah,” kata Irwan Prayitno, Gubernur Sumbar, Rabu (24/11/2010) di gubernuran.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, sms yang menyesatkan itu berisi “Dari hasil penelitian pakar gempa Jepang, di dasar laut Mentawai tepatnya di lokasi celah Megatrust pascagempa Mentawai kemarin, ternyata celah yang berenergi sangat besar tersebut sudah sangat labil untuk patah dalam waktu dekat ini.
Bahkan saat ini Kota Padang sudah menetapkan status Siaga, dari H-3 dan H+3 dari tanggal 25 November 2010. Tanggal tersebut bertepatan dengan bulan purnama/gravitasi (*)umi terhadap bulan sejajar dengan Planet Venus. Perkiraan gempanya nanti akan sangat kuat sekali sampai 11 SR dan 5 menit, setelah itu langsung diikuti Tsunami besar. Tolong disebarkan. Pesan ini ditujukan untuk Direktur RSUD Padang.” (*)