Penembakan di Aceh
Penembakan Misterius di Aceh dan Anggaran Polisi yang Minim
Rentetan teror berupa penembakan warga secara misterius serta sabotase tiang listrik PLN di Aceh muncul akibat lemahnya deteksi dini kepolisian
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rentetan teror berupa penembakan warga secara misterius serta sabotase tiang listrik PLN di Aceh menurut ketua fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) diakibatkan lemahnya deteksi dini kepolisian.
"Kami melihat bahwa saat ini deteksi dini terhadap persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat itu minim. Dahulu ada namanya program preventif dan pro aktif dari kepolisian yang sekarang jauh menurun," kata Ketua Fraksi PAN DPR RI, Tjatur Sapto Edy di Grand Indonesei, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2012).
Akar lemahnya deteksi dini keamanan di Aceh, menurut Tjatur sebagai dampak dari anggaran Polri yang minim dalam APBN.
"Anggaran intelijen polisi demikian minim, hanya sekitar Rp 100 miliar untuk seluruh Indonesia. Di Polres itu skitar Rp 40 juta pertahun. Ini dibagi lagi ke Polsek untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif dan proaktif untuk penggalangan keamanan dan ketertiban. Ini salah satu dari kelemahan polisi yang harus ditutup di masa depan," ungkapnya.
Dalam waktu dua pekan I Aceh telah terjadi enam kali kasus penembakan termasuk didalamnya kasus sabotase yang membuat tiang penyangga kabel listrik PLN roboh karena digergaji orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebelumnya Kabareskrim Polri, Komjen Pol Sutarman pun mengeluhkan hal yang sama tentang anggaran penyidikan kepolisian yang sangat minim, sehingga membuat beberapa kasus harus mandeg karena kekurangan anggaran.