Konflik Partai NasDem
Hary Tanoe: Partai Berpolitik di Luar Bukan di Dalam
Sejumlah alasan keluar disampaikan bekas Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo, salah satunya karena ada permainan politik
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah alasan keluar disampaikan bekas Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo, salah satunya karena ada permainan politik yang justru dimaanfatkan oleh internal kader untuk mencapai posisi tertentu, yang tak patut dilakukan.
Hal itu disampaikan Hary saat menggelar konferensi pers bersama sejumlah pengurus DPP Partai NasDem yang mengundurkan diri, di HT Foundation, Jalan Diponegoro No 29, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2013).
"Saya di Partai NasDem tak bernah meminta jabatan. Kalau partai sudah bertarung dan berpolitik di dalam tidak sehat. Karena berpolitik itu di luar. Nah itu saya tidak melihat. Secara pribadi saya dengan Pak Surya Paloh masih berkawan, tapi organisasi berbeda," ujar Hary.
Hary mengaku, perjalanan Partai NasDem ditentukan oleh kepengurusan pemuda sekitar 70 persen. Namun sayang sekali, ketika NasDem sebagai partai baru yang satu-satunya lolos sebagai peserta pemilu 2014, muncul pandangan dan pendapat berbeda.
Bos media di bawah MNC Group ini menegaskan, menggabungkan diri ke dalam Partai NasDem karena ada tawaran dari Surya Paloh. Sehingga, selaku Ketua Dewan Pembina Partai NasDem, Surya membuat slot posisi Ketua Dewan Pakar kepada Hary.
Ia menampik, jika upayanya mundur terlalu dini dan sudah kalah bertarung dari arena mengingat, tak lama lagi, Partai NasDem akan melakukan kongres tahunan di mana salah satu agendanya adalah perombakan kepengurusan partai.
"Saya bergabung di parpol bukan mencari posisi. Untuk posisi Ketua Dewan Pakar itu ditawari. Jadi sangat salah dengan mengatakan kenapa saya tidak bertanding di kongres. Kebersamaan itu penting. Kedua, dalam melaksanakan upaya itu perlu kebersamaan," tukasnya.
Karena berbeda prinsip yang diyakininya bahwa Partai NasDem memiliki sistem sudah baik sejak awal dan terus kemudian diubah seenaknya, Hary memilih hengkang dan melepaskan jabatannya sebagai Ketua Dewan Pakar.
Pascakeluar dari Partai NasDem, sejumlah partai besar sudah mengontak dan mengajaknya bergabung, dan diakui Hary. Namun, Hary memilih belum menentukan pilihannya. Ia mengaku akan memberitahukan langkah politik selanjutnya.
Upaya adanya internal partai yang berpolitik di dalam terlihat ketika mereka menggunakan Garda Pemuda NasDem (ormas), melakukan dukungan agar Ketua Dewan Pembina Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem. Bentuk dukungan itu terjadi dalam rapat pimpinan.
Klik: