Selasa, 28 Oktober 2025

Australia Menyadap

FPI Tuntut Densus 88 Bubar Karena Jadi Antek-antek Australia

Habb Selon menyebut pasukan khusus itu merupakan unit yang dalam pembentukan dan kerjanyanya ada campur tangan Australia.

DANY PERMANA
Massa dari Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mengepung Kedutaan Besar Australia di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, untuk berunjuk rasa menuntut permintaan maaf Australia kepada Indonesia, Jumat (22/11/2013). Sebelumnya Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono memanggil pulang Dubes RI untuk Australia menyusul ketegangan Indonesia dan Australia terkait penyadapan badan intelejen Australia terhadap beberapa petinggi negara, termasuk presiden. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Yunike Lusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdapat dua tuntutan dari Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) saat berunjuk rasa di depan Kedubes Australia, Jumat (22/11/2013) kemarin. Kedua tuntutan itu terkait penyadapan intelijen Australia pada sejumlah pejabat Indonesia termasuk Presiden SBY.

Habib Salim Al-Atas, Ketua DPD FPI Jakarta mengatakan antara lain Australia harus meminta maaf  kepada Indonesia. Kedua, pasukan khusus antiteror, Detasemen Khusus 88 (Densus 88) harus dibubarkan.

Soal Densus 88, Habib Selon -sapaan Salim Al-Atas, menyebut pasukan khusus itu merupakan unit yang dalam pembentukan dan kerjanyanya ada campur tangan Australia.

“Kami minta mereka (Kedubes Autralia) harus minta maaf di depan media dan densus 88 harus dibubarkan. Densus 88 itu antek-antek Autralia. Mereka harus dibubarkan,” kata Habib Selon saat diwawancarai usai unjuk rasa di depan Kedubes Australia.

Pria yang kemarin mengenakan pakaian serba putih ini juga menegaskan bahwa Indonesia sudah dirugikan. Pemerintah Indonesia hanya bisa tunduk pada Australia.

“Apa yang didapat Indonesia dari Australia? Pengguna narkoba saja dibebaskan. Pemerintah Indonesia hanya bisa tunduk pada Australia. Indonesia sudah dirugikan,” kata Habib Selon.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan FPI ini dimulai sejak pukul 14.30 WIB hingga 15.30 WIB, Jumat (22/11/2013). Aksi ini adalah aksi lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh ormas lain, yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Sempat terjadi aksi saling dorong antara aparat kepolisian yang menjaga dan massa FPI. Hal ini dikarenakan massa FPI ingin memasuki Kedubes Australia, namun dihalang oleh aparat kepolisian.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved