Selasa, 7 Oktober 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Jejak Jaringan Teroris Internasional dari Suku Uighur di Indonesia

Bangsa Uighur adalah keturunan klan Turki yang hidup di Asia Tengah, terutama di provinsi Cina.

Editor: Johnson Simanjuntak
ST File
Tiga teroris Uighur, Ahmet Mahmud, Altinci Bayyram, dan Abdul Basit Tuzer, di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, 13 Juli 2015 (ST File) 

2. Di Luar Jaringan Teroris Poso

Selain bergabung dengan jaringan Santoso di Poso, jaringan teroris dari bangsa Uighur juga bergerilya bersama jaringan teroris lainnya di luar Poso.

Saat menjabat Kepadla BNPT Tito Karnavian pernah menjelaskan bahwa setelah bergabung dengan jaringan teroris di tanah air, jaringan Uighur memanfaatkan jaringan-jaringan yang ada di Indonesia untuk bersembunyi, berlatih, maupun berjihad.

"Sehingga tak heran tokoh-tokoh ISIS di Suriah baik dari Indonesia maupun dari Uighur dapat gabung di sana," tutur Kepala BNPT, Irjen Pol Tito Karnavian, Senin (21/3/2016).

Jaringan Uighur mengambil keuntungan dari perubahan situasi global dari kelompok-kelompok jaringan ISIS.

Kelompok Uighur memanfaatkan itu secara separatisme, kemerdekaan, atau ekonomi dengan membentuk khalifah lokal.

"Mereka berkomunikasi dan berinteraksi membentuk jaringan global. Mereka bisa menggerakan jaringan di negara masing-masing untuk berkoneksi," kata dia.

Dia menambahkan, enam orang diduga dari Uighur telah diketahui keberadaan.
Empat orang tertangkap dan sudah divonis pada 2015, satu orang tertangkap di Bekasi, dan dua tertembak di Bekasi.

Namun bukan berarti keberadaan dan sepak terjang jaringan internasional teroris dari Uighur belum tutup buku di tanah air. Paling tidak menyergapan empat teroris di Tangsel menjadi buktinya.

Juga sebelumnya kejadian seorang terduga teroris dari suku Uighur, Tiongkok diperiksa Densus 88 Mabes Polri.

Pemeriksaan ini buntut dari salah mendaratnya pesawat Lion Air yang harusnya di penerbangan luar negeri namun di domestik.

Hingga akhirnya terduga teroris itu lolos dari pemeriksaan imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu (10/5/2016) lalu.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan informasi tersebut. Diutarakan Badrodin, pihak Imigrasi lah yang memberikan informasi pada polisi adanya suku Uighur yang lolos dalam insiden itu.

"Dua hari yang lalu tertangkap Imigrasi, lalu Imigrasi meneruskan ke kami. Dia sudah menggunakan identitas Indonesia," tegas Badrodin, Senin (16/5/2016) di Mabes Polri.

Begitu juga Menko Polhukam Wiranto mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok, Xie Feng yaitu kesepakatan bersama untuk menahan etnis Uighur yang tergabung dalam kelompok ISIS masuk ke dalam wilayah kedua negara maupun Malaysia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved