Selasa, 28 Oktober 2025

Pancasila Dihina

Australia di Mata Gatot Nurmantyo

Kerjasama militer antara Indonesia-Australia untuk sementara dihentikan, atas keputusan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

Editor: Sanusi
Tribunnews.com/Wahyu Aji
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerjasama militer antara Indonesia-Australia untuk sementara dihentikan, atas keputusan Panglima TNI  Jenderal Gatot Nurmantyo. Pasalnya, militer Australia dianggap melecehkan Indonesia.

Hal itu pernah dibeberkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo pada pemaparannya di kantor PP Muhammadiyah, pada 26 Desember 2016 lalu.

Dalam pemaparannya itu Gatot Nurmantyo tidak menjelaskan secara detail insiden yang menyinggung dirinya.

Dalam buku berjudul "Berjuang Gotong Royong Mewujudkan Indonesia Sebagai Pemenang" yang merupakan dasar pemaparan Panglima TNI di kantor PP Muhammadiyah, Gatot Nurmantyo menjelaskan posisi Australian terhadap Indonesia.

Ribuan Marinir AS di Darwin

Hal pertama yang dibahas soal Australia di buku tersebut adalah kerelaan Australia itu mengizinkan 1.500 personel Marinir Amerika Serikat (AS) "mangkal" di Darwin. Dalam waktu dekat jumlah marinir AS di Darwin akan ditingkatkan menjadi sekitar 2.500 orang.

Gatot Nurmantyo menduga penempatan personel Marinir AS di Darwin antara lain untuk mengantisipasi konflik Laut Cina Selatan (LCS), yang sejauh ini masih didominasi oleh Tiongkok yang tidak lain adalah rival AS dalam bidang ekonomi dan militer.

Namun tidak bisa dipungkiri juga jarak pangkalan Marinir AS itu tidak jauh dari blok Masela, yang kaya akan cadangan energi fosil. Jarak antara Darwin dan Blok Masela adalah sekitar 492 kilometer.

Dalam tuisannya, Gatot Nurmantyo mempertanyakan penempatan ribuan Marinir AS di Darwin, apakah penempatan tersebut untuk menyeimbangi hegemoni Tiongkok di Laut Cina Selatan, atau bagian dari strategi "sekali mendayung dua tiga pulau terlampauai."

FPDA

Indonesia dikelilingi oleh negara peremakmuran Inggris, yakni Malaysia, Singapura, Australia dan Selandia Baru. Harus diingat, bahwa Indonesia punya sejarah buruk dengan sebagian besar negara tersebut.

Indonesia pernah berencana menginvasi Malaysia di era Soekarno, dan pernah mengirimkan pasukannya secara terselubung. Terhadap Singapura, saat negara itu masih menjadi bagian Malaysia, tentara Indonesia pernah melakukan aksi.

Sedangkan Australia, Gatot Nurmantyo menyebutkan intelijen negeri tetangga itu pernah menyadap telepon dari sejumlah pemimpin Indonesia, termasuk diantaranya adalah Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat masih menjabat sebagai Presiden RI, dan Jusuf Kalla saat masih menjadi Wakil SBY.

Negara-negara persemakmuran Inggris itu membentuk perkumpulan yang disebut sebagai Five Power Defence Arrangement (FPDA). Panglima TNI menyebut FPDA adalah ancaman nyata.

Celah Timor

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved