Rusuh di Papua
Penjelasan Wiranto soal Jangka Waktu Pemblokiran Layanan Internet di Papua
Wiranto menegaskan hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah propaganda berita bohong yang menyerang pemerintah
Penulis:
Rizal Bomantama
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto mengatakan pemerintah akan terus melakukan pemblokiran jaringan internet di Papua sampai kondisi di bumi Cendrawasih aman.
Wiranto menegaskan hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah propaganda berita bohong yang menyerang pemerintah.
“Saya tidak akan ragu-ragu memblokir internet jika sudah membahayakan kepentingan nasional, sampai kapan? Ya sampai aman,” ungkap Wiranto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
Baca: Ibunda Vera Emosi Usai Dengar Pembelaan Prada DP: Kamu Bunuh Anak Saya, Kamu Harus Dihukum Mati
Wiranto mengatakan pemblokiran itu masih dilakukan karena nyatanya memang ada upaya menghasut masyarakat Papua dengan menyebarkan berita bohong.
“Salah satu alat untuk melakukan propaganda ke masyarakat yang menggunakan berita bohong yang disebarkan melalui internet dengan tujuan membakar masyarakat.”
Baca: 15 Tahun di KPK, Capim Sujanarko Ditanya Isu Radikalisme dan Intoleransi
“Kemarin ada berita bohong bahwa ada enam masyarakat Deiyai tertembak, diumumkan sampai luar negeri, padahal satu masyarakat saja yang meninggal itu pun terkena lemparan dari oknum penyerang aparat juga. Justru ada satu anggota TNI meninggal, dua terluka, dan empat polisi terluka,” imbuh Wiranto.
Mulai kondusif
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI, Andika Perkasa saat duduk di lapangan bersama mahasiswa baru UGM menyaksikan video motivasi yang diputar.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal, Andika Perkasa memotivasi para mahasiswa baru dengan menayangkan beberapa video karier Alumni UGM, mulai Presiden Joko Widodo, lalu Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, Menlu Retno Marsudi dan Mantan Wapres RI Boediono.
Menjelang sore, situasi di Jayapura, Papua mulai terkendali.
Massa mulai membubarkan diri dan aparat keamanan segera melakukan pengamanan di lokasi bekas kerusuhan.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa berharap situasi Papua normal kembali.
Hal itu disampaikan Andika saat menerima 118 pucuk senjata yang diserahkan dari masyarakat Aceh, Kamis (29/8/2019).
"Harapan kita semua Papua segera normal kembali, situasi di Papua sudah dirilis Kodam Cendrawasih mereka lebih mengetahui kondisi di lapangan," ujarnya kepada wartawan, Kamis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Fakta Lengkap Kerusuhan Jayapura, Pertokoan Dibakar hingga Situasi Mulai Kondusif