Terungkap, Ternyata Ada Pelaku Demo Bayaran di Tengah-tengah Demo Mahasiswa Tolak RKUHP
Berikut kisah pelaku demo bayaran, dari remaja dibayar Rp 50 ribu untuk memanah polisi hingga sekuriti menyamar menjadi siswa SMA.
Editor:
Sugiyarto
Selain bertopeng, pria itu juga mengenakan pakaian serba hitam.
"Mereka mengakui bahwa dirinya diajak oleh laki-laki bermasker, berpakain hitam dan dengan diimingi-imingi uang tunai sebesar Rp 50.000," ucap Supriyanto.
Kedua remaja itu kini masih ditahan di Mapolda Sulsel sembari mengamankan barang bukti berupa ketapel dan anak panah busur.
Sementara itu, Resmob Polda Sulsel masih melakukan pengejaran kepada dua orang yang telah dikantongi identitasnya terkait kericuhan yang menyebabkan korban luka pada Jumat lalu.
Sekuriti Nyamar Jadi Siswa SMA untuk Ikut Demo di DPR, Mengaku Akan Dibayar Rp 40 Ribu

Seorang sekuriti bernama Rahmat Hidayah (22) menyamar menjadi siswa SMA untuk ikut berdemo ke Gedung DPR, Senin (30/9/2019).
Ia mengaku diajak seseorang lewat grup WhatsApp dengan iming-iming bayaran Rp 40 ribu.
Bayaran itu bakal diberikan, kata Rahmat, setelah dirinya sampai di Gedung DPR dan mengikuti demo.
"Nanti di sana dikasihnya kalau udah selesai, di DPR. Dikasih Rp 40 ribu, itu kata temen saya. Kan saya diajak," kata Rahmat saat diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (30/9/2019), dikutip Tribunnews dari Tribun Jakarta.
Rahmat mengatakan, motivasinya ikut berdemo adalah untuk mendapatkan bayaran tersebut.
Ia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai sekuriti di Cakung dan meminjam seragam sekolah lengkap dari temannya.
"Buat tambah-tambahan doang. Nanti kalo udah kelar demo (dikasih), itu yang ngomong teman saya di WA. Ngomongnya dikasih Rp 40 ribu, kemaren ngomongnya saya tanya, dikasih Rp 40 ribu," ucap dia.
Saat hendak berangkat, Rahmat bersama belasan orang temannya diamankan dari Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Mereka lalu diamankan ke Mapolres Metro Jakarta Utara.
Rahmat mengaku berangkat bersama belasan teman-temannya yang juga siswa SMA.