Virus Corona
Menkes Sebut Minimnya Informasi Kepada Warga Jadi Pemicu Penolakan Observasi WNI dari Cina di Natuna
Adanya warga yang menolak observasi terhadap WNI yang tiba dari Wuhan, Cina, ditenggarai akibat kurangnya informasi yang disampaikan ke masyarakat.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Warga Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya warga yang menolak observasi terhadap WNI yang tiba dari Wuhan, Cina, ditenggarai akibat kurangnya informasi yang disampaikan ke masyarakat.
Hal tersebut diungkap Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (2/2/2020)
"Kalau masalah penolakan itu karena ada informasi yang belum tersampaikan dengan baik di masyarakat. Kalau observasi itu berbahaya tidak mungkin kami lakukan" ujar dia.
Baca: Kemenlu: 3 WNI yang Tidak Bisa Ikut Pulang Sudah Ditangani KBRI
Padahal menurut mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto tersebut, pemerintah telah mematangkan baik terkait pemilihan Kabupaten Natuna sebagai tempat observasi.
Ia memastikan dalam proses observasi selama 14 hari yang di lakukan di Hanggar Lanud Raden Sadjad, kompleks Militer, di Kabupaten Natuna, dijalankan sesuai standar dan rekomendasi WHO.
Disebutkan fasilitas tempat observasi tersebut dikelola dokter dari tiga mantra angkatan yakni TNI AL, TNI AD, dan TNI AU.
Baca: Antisipasi Penularan Virus Corona, Pemerintah Tutup Penerbangan dari dan ke China
"Saya sendiri yakin akan batas kemampuan yang kita miliki, apa yang kita lakukan. Observasi dilakukan di kompleks militer, karena semua butuh kedisplinan dalam tahapan-tahapan penanganan ini, sesuai standar WHO tidak boleh sembarangan, kalau tidak di kompleks militer yang disiplin, bagaimana," kata Terawan.
Sebelumnya gelombang penolakan dari warga Kabupaten Natuna terjadi di kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Minggu pagi.
Pada hari sebelumnya warga juga mendatangi kantor DPRD, untuk mempertanyakan alasan pemerintah memilih Natuna.
Baca: Antisipasi Penularan Virus Corona, Pemerintah Tutup Penerbangan dari dan ke China
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan, pemerintah menetapkan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), karena sejumlah alasan.
Diantaranya lokasi observasi dipastikan aman dan jauh dari permukiman, yakni 5 - 6 km dari permukiman warga.
“Protokol kesehatan di antaranya yang harus kita penuhi, kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk dan yang terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna,” ujar Panglima TNI dalam jumpa pers pelepasan tim penjemput WNI dari Cina di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (1/2/2020).
237 WNI, 1 WNA, dan 5 Anggota Tim Aju KBRI Beijing Dipulangkan dari Cina
Pemerintah Republik Indonesia (RI) memulangkan 243 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dari wilayah terdampak virus corona di Cina ke Tanah Air, Minggu (2/2/2020).
Dalam keterangan pers Kementerian luar negeri (Kemlu RI), disampaikan 243 orang tersebut terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami WNI), serta 5 anggota dari tim KBRI Beijing.
Dikabarkan, seluruh penumpang telah tiba dengan selamat di Natuna lewat serangkaian pemeriksaan kesehatan.
Baca: Jerry Massie Menilai SBY Terlalu Emosional Tanggapi Isu Miring Soal Jiwasraya
Seluruh penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan seluruh orang yang diterbangkan dari Cina ke Tanah Air dalam kondisi sehat.
Baca: WNI dari Wuhan Sempat Ditolak Warga Natuna, BNPB Pastikan Tak Ada Kontak : Mereka Juga Sehat
Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam.
Hasil pemeriksaan, seluruh penumpang yang dievakuasi dari Cina tersebut sehat.
4 WNI menolak dievakuasi dari Wuhan
Tim Pemulangan WNI dari China yang dibentuk Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan 243 orang WNI dari total 250 orang WNI masuk ke dalam data untuk harus dipulangkan ke Tanah Air, berikut tim pemulangannya.
Keterangan Resmi Kementerian Luar Negeri RI menyebutkan, ada 4 WNI memilih tetap tinggal di Wuhan karena alasan keluarga dan tiga WNI lainnya tidak dapat memenuhi persyaratan terbang ke Indonesia.
"Pada proses menjelang kepulangan, terdapat empat WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Tiongkok karena alasan keluarga dan tiga WNI tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang," sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri pada Minggu (2/1/2020).
Sementara itu, dari total 243 orang yang berhasil dipulangkan terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, seorang WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, serta lima anggota Tim Aju KBRI Beijing.
Baca: Indeks Manufaktur dan Sektor Tambang China Diramal Turun Tajam Akibat Corona
"Sesuai protokol kesehatan, seluruh penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan RRT maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan," sebagaimaba dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri.
Baca: Ribka Tjiptaning: Warga Natuna Tak Perlu was-was WNI Asal Wuhan
Hal itu dilakukan untuk memastikan seluruh penumpang dalam keadaan sehat.
Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam dan dinyatakan seluruhnya dalam kondisi sehat.
KBRI Beijing terus menjalin komunikasi dengan ketiga WNI tersebut dan berkoordinasi dengan pihak asrama universitas serta otoritas RRT untuk memastikan kondisi dan kebutuhan yang mereka perlukan.
Kementerial Luar Negeru juga telah menghubungi keluarga masing-masing di Indonesia.
Setiba di Natuna, para penumpang menjalani proses observasi selama 14 hari di Lanud Raden Sadjad.
Kementerian Kesehatan, TNI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menyiapkan fasilitas umum dan kesehatan untuk keamanan dan kenyamanan bersama.
Kementerian Luar Negeri bersama Perwakilan RI Beijing, Guangzhou, Shanghai dan Hong Kong terus memantau kondisi WNI di berbagai wilayah di Tiongkok. Bagi WNI di Tiongkok yang membutuhkan bantuan, dapat menghubungi nomor Hotline di bawah ini:
Hotline Kemlu: +62 812 90070027/ pwni.bhi@kemlu.go.id;
Hotline Kemenkes: 1500-567/ kontak@kemkes.go.id;
Hotline KBRI Beijing +8610 6532 5486;
Hotline KJRI Shanghai +861356 44 06 540;
Hotline KJRI Guangzhou +86185 203 75005;
Hotline KJRI Hong Kong +852 67730466/+852 5294 4184;
Bagi WNI di Taiwan yang membutuhkan bantuan, dapat menghubungi Hotline KDEI Taipei di +886 9011 32000.
Bantuan Perwakilan RI juga dapat diakses melalui aplikasi Safe Travel yang diunduh gratis di Android dan iOS.