Kamis, 4 September 2025

Pemulangan WNI Eks ISIS

Pengakuan WNI Eks Simpatisan ISIS: Tertipu dengan Janji, Perempuan Hanya Dianggap 'Pabrik Anak'

Wanita ini berhasil pulang ke Indonesia dan menceritakan kehidupannya ketika menjadi simpatisan ISIS.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
Sumber YouTube Kompas TV
Nurshadrina Khaira Dhania, warga negara Indonesia yang baru saja kembali dari Suriah, berbagi kisah awal mula dirinya bergabung menjadi simpatisan ISIS sejak tahun 2015 yang lalu. 

Hingga kini ia masih menolak, tapi  langkah lebih lanjut terkait WNI eks ISI akan dirapatkan terlebih dahulu.

 "Ya kalau bertanya kepada saya (sekarang), ini belum ratas (rapat terbatas) ya. Kalau bertanya kepada saya (sekarang), saya akan bilang tidak (bisa kembali). Tapi, masih dirataskan," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Jokowi menyebut, pemerintah masih memerhitungkan berbagai dampak pemulangan WNI eks ISIS.

Baik dampak positif dan negatifnya, akan dibahas Jokowi melalui rapat terbatas.

Jokowi masih ingin mendengar pandangan masing-masing menteri terkait dalam wacana pemulangan tersebut.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menghadiri kegiatan Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menghadiri kegiatan Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019). (WARTA KOTA/RIZKI AMANA)

Sementara itu, Politikus PKS, Mardani Ali Sera ikut menanggapi isu pemulangan 600 Warga Negara Indonesia (WNI) mantan anggota ISIS.

Menurutnya pemerintah harus mampu menjaga para WNI eks ISIS ini karena mereka sedang bermasalah.

"Pemerintah harus jadi bapak, ayah itu anak-anaknya yang sedang bermasalah," ujarnya dilansir melalui YouTube tvOneNews, Kamis (6/2/2020).

 Ia meminta agar para WNI eks ISIS dapat dipetakan motif dan latar belakang mereka terpapar paham radikalisme. 

"Dipetakan dibuat mappingnya siapa, kenapa latar belakangnya, apa motifnya, apa ada yang terpapar paham yang mungkin itu bisa masuk surga, itu yang sangat dangkal ada yang mungkin terbujuk temannya," ungkapnya.

 Menurut Mardani mereka mesti dijaga dan dianggap sebagai anak-anak kandung ibu pertiwi.

"Buat saya 600 orang atau lebih ini mesti dijaga, mereka mesti dianggap anak-anak kandung ibu pertiwi," imbuhnya. 

(Tribunnews.com/Faisal Mohay)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan