Kamis, 9 Oktober 2025

Virus Corona

Skenario Kemendikbud, Belajar dari Rumah Hingga Akhir Tahun 2020, Anggota DPR Setuju

"Skenario pertama, jika Covid-19 berakhir akhir Juni, maka siswa masuk sekolah tahun pelajaran baru minggu ketiga Juli," ucap Hamid.

Facebook/Avan Fathurrahman
Viral cerita Pak Guru Avan mendatangi satu-satu muridnya agar tetap bisa belajar di masa pandemi corona. (Facebook/Avan Fathurrahman) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempersiapkan skenario belajar dari rumah (BDR) hingga akhir tahun bagi siswa di Indonesia. 

Terkait hal itu, legislator Golkar Hetifah Sjaifudian menilai skenario tersebut sudah bagus demi mengantisipasi pandemi virus corona (Covid-19) yang tidak tahu kapan berakhir. 

"Kalau menurut saya baiknya kita antisipasi saja. Sudah bagus Kemendikbud menyiapkan beberapa skenario ini karena memang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir atau puncaknya Covid-19 ini," ujar Hetifah, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (25/4/2020). 

Anggota Komisi X DPR RI tersebut mengatakan apabila hingga akhir tahun wabah belum usai, tentu tidak mungkin untuk memaksakan anak-anak untuk kembali pada kegiatan belajar mengajar di sekolah. 

Namun jika pandemi Covid-19 sudah selesai, alangkah baiknya pihak-pihak terkait sudah mempersiapkan materi bagi siswa. 

Di sisi lain, Hetifah menyebut akan lebih baik pengambilan kebijakan Kemendikbud ke depannya didasari oleh hasil evaluasi dari BDR selama beberapa bulan terakhir. 

"Saya sebenarnya ingin dengar dari Pak Hamid (Dirjen PAUD Dikdasdikmen Hamid Muhammad, - red) dalam beberapa bulan ini evaluasi pembelajaran di rumah itu bagaimana, supaya kita mengambil keputusan dengan tepat," kata dia. 

"Misal kita perlu fasilitasi apa sih? Kan ada yang daerah pedalaman tidak terlalu dampak Covid-19, tapi dia nggak bisa akses internet atau bahkan tidak bisa mengakses TVRI. Nah terus mereka bagaimana nih? Itu yang belum kita dapat ya, semacam sensus," imbuhnya. 

Hetifah menegaskan mendukung skenario jangka panjang, sehingga nantinya bisa mempersiapkan lebih dini untuk segala kemungkinan.

"Intinya sih oke.kita senang kalau ada pemikiran yang lebih jangka panjang. Tapi kalau bisa, coba dievaluasi juga terkait situasi sekarang seperti apa. Karena sepertinya masih banyak kekurangan juga yang harus diperbaiki, harus ditambal," tandasnya. 

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mempersiapkan skenario belajar dari rumah (BDR) hingga akhir tahun ini.

Skenario ini dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan jika pandemi corona di Indonesia berlangsung hingga akhir 2020.

"Kami telah siapkan skenario jika Covid-19 sampai akhir tahun, maka semua siswa BDR selama satu semester penuh," ujar Plt. Dirjen PAUD Dikdasdikmen Hamid Muhammad saat dihubungi, Sabtu (25/4/2020).

Hamid mengatakan pelaksanaan BDR akan terus berlangsung sampai Pemerintah mencabut keadaan darurat Covid-19. Terdapat skenario lain pelaksanaan BDR di tanah air selain hingga akhir tahun. 

"Skenario pertama, jika Covid-19 berakhir akhir Juni, maka siswa masuk sekolah tahun pelajaran baru minggu ketiga Juli," ucap Hamid.

Sementara skenario kedua adalah jika Covid-19 berlangsung sampai September. Siswa BDR sampai September dan selebihnya masuk sekolah. 

Hamid mengatakan pihaknya terus melihat perkembangan pandemi corona di Indonesia, sebelum memutuskan membuka kembali sistem sekolah langsung. 

Saat ini sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah sekitar 97,6 persen. Sementara sisanya tidak melaksanakan BDR karena tidak memiliki perangkat pendukung. 

"Di daerah khusus pedalaman, bukan daerah terjangkit Covid-19. Jadi kecil 2,4 persen itu. Ada yang online ada yang offline," pungkas Hamid.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved