Senin, 1 September 2025

WNI Disandera Abu Sayyaf

Masih Simpang Siur, Kemenlu Tunggu Informasi Dari KBRI Manila Soal 5 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan pihaknya masih mengonfirmasi keberadaan 5 WNi yang disadera Abu Sayyaf.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Larasati Dyah Utami
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Teuku Faizasyah, Rabu (30/10/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNEWS.COM, JAKARTA – Beredar kabar dari sejumlah media online dimana 5 nelayan Indonesia telah dibebaskan kelompok Abu Sayyaf dan kini ditahan lagi oleh kelompok lain yang membantu pembebasan mereka.

Juru Bicara Kementerian luar negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Teuku Faizasyah mengatakan pihaknya masih mengkonfirmasi kabar tersebut.

Hal tersebut dikatakannya karena berita masih simpang siur.

Baca: Lepas Dari Abu Sayyaf, 5 Nelayan Indonesia Kini Disandera Kelompok yang Membantu Pembebasan

Sehingga, perlu ditanyakan lagi Kedutaan Besar RI yang ada di Manila.

“Sedang dikonfirmasi dengan KBRI Manila,” ujar Faizasyah saat dihubungi Senin (27/4/2020).

“Beritanya memang masih simpang siur, sehingga perlu ditanyakan ke perwakilan kita yang ada di Filipina,” lanjutnya.

Dikabarkan 5 nelayan Indonesia ditahan kelompok yang membantu mereka bebas dari kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Sumber intelijen regional mengatakan perantara keluarga para sandera nelayan dari Indonesia telah menyelesaikan tuntutan kelompok Abu Sayyaf yang dipimpin sub-komandan Mike Apo.

Kemudian 5 nelayan tersebut dibebaskan kelompok Abu Sayyaf melalui perantara.

Namun, sumber itu mengatakan bahwa para perantara sekarang menahan para sandera dan menuntut pembayaran tambahan.

Baca: ‎‎Pemerintah Masih Berupaya Bebaskan 5 WNI yang Diculik Kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah

Dikutip dari media online asiaone.com, sumber itu mengatakan negosiasi sekarang sedang dilakukan dengan perantara yang berbasis di Jolo, yang dipimpin seorang wanita yang pernah dikaitkan erat dengan seorang pemimpin Moro yang kuat.

Sampai sekarang, sumber itu mengatakan perantara meminta biaya tambahan untuk pembebasan 5 nelayan tersebut.

Kelima orang Indonesia itu bekerja di perusahaan perikanan yang berbasis di Sandakan.

Baca: Indonesia-Malaysia Harus Punya Pandangan yang Sama Sikapi Kelompok Abu Sayyaf

Mereka adalah kapten kapal pukat Arsyad Dahlan (41), La Baa (32), Riswanto Hayano (27), Edi Lawalopo (53), dan Syarizal Kastamiran (29).

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan