Ahmad Muzani Sebut Usulan Subsidi Kuota dan Rapid Test Buat Santri Direspon Positif Pemerintah
Banyak pendidik dan pelajar yang tidak dapat mengakses internet, sehingga pendidikan jarak jauh ini tidak bisa dilakukan secara efektif.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Kabar baik lainnya disampaikan Ahmad Muzani adalah keputusan pemerintah pusat yang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,6 triliun untuk rapid test para santri di seluruh pelosok Nusantara.
Subsidi tersebut nantinya akan diberikan kepada penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kategori pondok pesantren, berkisar Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.
Subsidi tersebut diberikan mengingat besarnya biaya rapid test yang kini dibebankan kepada para santri, yakni berkisar Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per orang.
"Soal subsidi ini tentu saja merupakan kabar bagus bagi perjuangan kami di parlemen," ungkap Ahmad Muzani.
Tidak hanya tu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) katanya akan membangun sejumlah sarana, sehingga protokol kesehatan dapat diterapkan di lingkungan Pondok pesantren.
"Intinya kami tetap konsisten memperjuangkan apa yang diharapkan oleh masyarakat," tutup Ahmad Muzani.
Kebijakan tersebut membawa angin segar bagi Partai Gerindra.
Sebab sebelumnya, Fraksi Partai gerindra melalui parlemen meminta pemerintah agar dapat memberikan subsidi kuota internet kepada para pelajar, mahasiswa, dan santri.
Upaya tersebut dilakukan guna mendukung proses belajar mengajar daring atau online selama masa pandemi virus corona atau covid-19.
Sementara, proses belajar mengajar dari jarak jauh mengalami banyak hambatan, mulai dari ketersediaan alat hingga akses jaringan bagi siswa maupun guru.
Padahal prioritas Jokowi dalam Kabinet Indonesia Maju adalah membangun SDM yang berkualitas.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Harapan Ahmad Muzani Soal Subsidi Rapid Test Santri Dikabulkan Jokowi