Senin, 8 September 2025

UU Cipta Kerja

Presiden Jokowi Utus Aminuddin Ma'ruf Temui BEM SI yang Demo UU Cipta Kerja di Kawasan Monas

Jokowi memerintahkan staf khusus Presiden Aminuddin Maruf untuk menemui BEM Seluruh Indonesia yang melakukan aksi unjuk rasa UU Cipta Kerja.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Jokowi memerintahkan staf khusus Presiden Aminuddin Maruf untuk menemui BEM Seluruh Indonesia yang melakukan aksi unjuk rasa Undang-undang Cipta Kerja di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (16/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan staf khusus Presiden Aminuddin Maruf untuk menemui BEM Seluruh Indonesia yang melakukan aksi unjuk rasa Undang-undang Cipta Kerja di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat (16/10/2020).

Aminuddin yang merupakan mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016 tersebut mengatakan ia menemui para pengunjukr asa sekitar pukul 15.00 Wib.

"Iya saya dari istana, (perintah) Bapak Presiden," ujar Aminuddin kepada wartawan, Jumat, (16/10/2020).

Aminuddin mengaku diminta Presiden Jokowi untuk mendengarkan aspirasi dari para mahasiswa yang berunjuk rasa.

Baca juga: Benarkah UU Cipta Kerja Permudah Asing Masuk Bank Syariah?

Nantinya pernyataan sikap para mahasiswa akan disamapikan kepada Presiden.

"Pernyataan sikap dari teman-teman BEM SI akan saya sampaikan tidak kurang dan tidak lebih. Semuanya terkait UU Cipta Kerja," katanya.

Sebelumnya meski hujan turun deras, massa unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (16/10/2020) tetap bertahan.

Pengamatan Tribunnews.com di lokasi, massa menggunakan spanduk yang mereka bawa untuk melindungi dari hujan.

Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Massa yang Demo Tolak UU Cipta Kerja di Dekat Patung Kuda Bubar

Sebagian yang lainnya ada yang menggunakan payung dan jas hujan.Ada pula yang tetap bertahan di bawah guyuran hujan tanpa menggunakan pelindung apa pun.

Sebanyak 650 aparat gabungan disiagakan untuk mengamankan aksi penyampaian pendapat di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Meliputi 450 personel kepolisian dan 200 personel TNI.

Baca juga: Selain Aksi Massa UU Cipta Kerja di Patung Kuda, Polisi Sebut Ada Aksi Massa Lain di Kuningan

Ada dua aliansi massa yang berunjuk rasa di waktu bersamaan. Satu aliansi dari mahasiswa BEM SI, dan lainnya dari aliansi Kelompok Miskin.

Aliansi kelompok mahasiswa menyampaikan pendapat di depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, sementara Aliansi Kelompok Miskin di depan pintu silang Monas dekat kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melancarkan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (16/10/2020).

Adapun empat tunturan BEM SI dalam aksi unjuk rasa UU Cipa Kerja, pertama yakni mendesak Presiden untuk mengeluarkan Perppu mencabut Undang-Udang Cipta Kerja yang disahkan pada Senin 5 Oktober 2020.

Kedua yakni mengecam sikap pemerintah yang mengintervensi gerakan rakyat dan mahasiswa yang menolak UU Cipta Kerja.

Ketiga yaitu mengecam tindakan represif aparat kepolisian massa aksi menolak UU Cipta Kerja.

BEM SI juga mengajak mahasiswa Indonesia bersatu untuk menolak UU Cipta Kerja.

Teatrikal Ritual Dukun Kirim Santet

Demonstrasi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2020) diwarnai ritual para dukun yang mengirimkan santet ke Gedung DPR RI.

Terdapat keranda mayat bertuliskan "Hati Nurani DPR" yang disimbolkan telah mati.

Sambil bersimpuh mengelilingi keranda, sejumlah orang dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) berpakaian seperti dukun mengadahkan tangannya ke atas.

"Dukun santet dari Banyuwangi, dari Gunung Merapi segera lakukan ritual. Mari kita saksikan para dukun melakukan ritual saat ini," kata orator di atas mobil komando.

Unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda
Unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (16/10/2020) diwarnai ritual para dukun yang mengirimkan santet ke Gedung DPR RI.

"DPR-nya bikin malu. Mak Lampir dan Grandong, Kuntilanak saat ini datang ke Jakarta. Hadirkan mereka di Gedung DPR," imbuhnya.

Orator mengatakan, ritual santet hingga mengirimkan para makhluk gaib ke gedung DPR jadi upaya satu-satunya yang bisa mereka lakukan untuk mengalahkan kewenangan para legislator pembuat UU Cipta Kerja.

Baca juga: Ini Respon PKS Ditantang Jadi Inisiator Legislative Review Batalkan UU Cipta Kerja

"Tetap lakukan ritual. Ritual ini satu-satunya yang akan mengalahkan DPR. Karena UU ini sangat gaib kawan-kawan," jelas dia.

"Sudah dikeluarkan semua ilmunya? Belum? Keluarkan lagi. Sembur itu ubun - ubunnya. Jangan pernah menyalahkan dukun yang ada di sini jika nanti DPR di malam hari buang air besarnya keluar paku," tutur orator.

Polisi Siaga di Stasiun dan Fasilitas Umum

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melancarkan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (16/10/2020).

Kepolisian melakukan antisipasi terhadap kelompok penyusup yang mungkin akan memanfaatkan aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja tersebut.

Personel gabungan sengaja TNI/Polri disiagakan pada stasiun maupun sejumlah fasilitas umum di sekitar kawasan titik aksi.

Penyiagaan ini merupakan langkah antisipasi berkaca dari kejadian demonstrasi tanggal 8 dan 13 Oktober kemarin.

Di mana ada sejumlah kelompok perusuh yang memanfaatkan momen dengan tujuan membuat kericuhan.

Baca juga: Ada Dua Aliansi Demonstran, Aparat Gabungan TNI/Polri Siagakan 650 Personel di Kawasan Patung Kuda

"Untuk antisipasi kita memang antisipasi ada kelompok - kelompok tertentu yang menumpang di area aksi ini sudah kita lakukan scanning baik di stasiun, tempat - tempat umum," ungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto di lokasi, Jumat.

Ia berharap langkah antisipasi yang dilakukan aparat kepolisian dan TNI dapat mencegah terjadinya kerusuhan seperti demo - demo sebelumnya.

"Mudah - mudahan tidak ada yang bergabung atau tidak masuk kelompok yang akan bikin suasana ricuh," ujarnya.

Demo BEM SI
Demo BEM SI (tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Sebanyak 650 aparat gabungan disiagakan untuk mengamankan aksi penyampaian pendapat di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat. Meliputi 450 personel kepolisian dan 200 personel TNI.

Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com di lokasi, ada dua aliansi massa yang berunjuk rasa di waktu bersamaan. Satu aliansi dari mahasiswa BEM SI, dan lainnya dari aliansi Kelompok Miskin.

Aliansi kelompok mahasiswa menyampaikan pendapat di depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, sementara Aliansi Kelompok Miskin di depan pintu silang Monas dekat kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan