Selasa, 14 Oktober 2025

Polemik Pernyataan Megawati Soal Milenial: Dikritik PKS, Dibela PDIP dan PKB

"Anak muda kita, aduh. Saya bilang ke presiden, jangan dimanja generasi kita adalah generasi milenial," ujar Megawati

Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri baru-baru ini meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memanjakan generasi milenial Indonesia.

Pernyataan tersebut langsung menuai pro dan kontra dari sejumlah kalangan.

Pernyataan itu sendiri disampaikan Megawati dalam acara peresmian 13 kantor DPD PDIP dan satu Patung Bung Karno di Yogyakarta secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Baca juga: Megawati Sentil Kadernya yang Duduk saat Nyanyikan Indonesia Raya: Aduh Anak Buahku

"Anak muda kita, aduh. Saya bilang ke presiden, jangan dimanja generasi kita adalah generasi milenial," ujar Megawati, secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Megawati turut mempertanyakan apa sumbangsih yang telah diberikan generasi milenial saat ini kepada bangsa dan negara Indonesia.

"Saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa bertatap langsung, apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini?," tanyanya.

Kritik PKS

Menanggapi pernyataan Mega, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menyebut generasi milenial pada saat ini banyak menciptakan karya dan memiliki prestasi diberbagai bidang.

"Milenial banyak karyanya. Pelaku start up, pelajar dan mahasiswa berprestasi hingga milenial yang ikut demo tertib, karena cinta negeri adalah barisan milenial penuh prestasi," kata Mardani saat dihubungi, Jakarta, Kamis (29/10/2020).

Baca juga: Kritik Megawati soal Milenial Dinilai Tak Mencerminkan Sikap Seorang Negarawan

Menurutnya, aksi demo yang diiringi dengan perusakan fasilitas umum beberapa waktu lalu, tidak dapat digeneralisir dilakukan oleh kalangan milenial.

"Tidak tepat (menggeneralisir). Perusakan halte adalah oknum," ucap Mardani.

Mardani pun menyebut, jika ada generasi milenial belum dapat berkontribusi kepada negara, maka yang salah generasi sebelumnya.

"Jika milenial kurang berprestasi maka yang salah kita, yang sudah senior. Mereka adalah aset negeri," ucap Anggota Komisi II DPR itu.

Fahri Hamzah

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, politisi seharusnya tidak menanyakan apa sumbangsih yang diberikan generasi milenial untuk bangsa dan negara.

Bahkan, menyalahkan generasi milenial atas kondisi demokrasi saat sekarang ini.

Hal tersebut disampaikan Fahri dalam menanggapi pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan sumbangsih generasi milenial, pada Rabu (30/10/2020).

"Kaum milenial itu tidak bisa disalahkan, mereka tumbuh dengan zaman dan kompleksitas yang mempengaruhi, tapi politisi tidak boleh menanyakan apa yang telah mereka lakukan, sebab mereka akan bertanya balik apa yang kalian contohkan kepada kami. Apa yang kita sudah buat cukup untuk menjelaskan kepada mereka?," kata Fahri saat dihubungi, Jumat (30/10/2020).

Fahri mengatakan, sebaiknya para elite politik menyadari bahwa kegagalan berdemokrasi ada pada generasi yang seharusnya menjadi contoh bagi generasi milenial.

"Oleh karena itu, introspeksi paling besar dilakukan oleh politisi, karena politisi yang diberi amanah untuk menjadi political educated, pendidik politik, menjadi pemimpin bangsa. Dia dikasih uang dan anggaran untuk itu," ujarnya.

Baca juga: Sadar Berpotensi Dibully, Megawati Tetap Bahas Milenial, Isu PKI hingga Demo Anarkis

Lebih lanjut, Fahri menilai, para elite politik saat ini tidak mendominasi iklim demokrasi Indonesia.

Padahal, kata Fahri, hal tersebut merupakan pilihan yang baik agar generasi milenial memiliki alternatif yang baik untuk menyongsong masa depan.

"Jadi kalau harus disalahkan, salahin lah pemimpin dan pemimpin akan bertanggung jawab terhadap keadaan bangsanya, ini introspeksi bagi kita semua terutama yang senior," pungkasnya.

Pembelaan PDIP

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menginginkan generasi muda menjadi penentu masa depan bangsa.

Hal itu disampaikan Hasto menjelaskan maksud pernyataan Megawati agar anak muda tak dimanja lantaran hanya bisa berdemonstrasi.

"Ibu Mega berpesan, bahwa pemuda penentu masa depan bangsa, harus dilihat kekinian, bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia menggembleng diri dan kesemuanya digerakkan oleh semangat untuk membawa kemajuan bagi Indonesia Raya," kata Hasto lewat keterangan tertulis, Jumat (30/10/2020).

"Jadi melihatnya adalah perspektif sekarang. Jika saat ini kita memiliki kaum muda yang hebat-hebat, maka kita akan lebih optimistis menatap masa depan," lanjut Hasto.

Hasto menembahkan, PDI-P juga memiliki semangat untuk menggembleng anak-anak muda menjadi kader bangsa yang tangguh.

Untuk itu, Hasto mengatakan PDI-P senantiasa mengajarkan pada setiap kader mudanya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bangga dengan jati diri bangsa, serta memiliki visi terhadap arah masa depan.

"Dengan demikian, ketika Ibu Megawati Soekarnoputri menyampaikan agar generasi milenial tidak dimanjakan. Hal tersebut mengandung semangat dari sosok seorang ibu pejuang, yang terus memikirkan masa depan Indonesia," lanjut dia.

PKB

Sementara, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengaku setuju untuk tak memanjakan kaum milenial.

Namun, dia menegaskan kondisi milenial saat ini tak lepas dari tanggung jawab generasi sebelumnya.

"Apa yang disampaikan bu Mega sangat tepat dan menjadi refleksi kita. Memang dunia milenial saat ini sangat berbeda dengan dunia kita yang lebih senior, tapi kondisi milenial saat ini juga buah dan tanggung jawab generasi yang lebih awal," ujar Daniel, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (30/10/2020).

Menurut Daniel, hal itu menjadi tanggung jawab generasi sebelumnya karena generasi tersebutlah yang meletakkan pondasinya.

Dia mencontohkan dahulu generasi muda pencetus reformasi '98 juga dikecam.

Namun berkat generasi tersebut, Daniel mengatakan saat ini kita bisa meraih napas demokrasi.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI tersebut menilai satu hal yang mempersatukan semua generasi adalah keinginan melihat Indonesia maju dan sejahtera.

Karenanya, Daniel mengimbau kaum milenial agar tidak selalu melawan arus untuk mempertahankan idealisme.

Sementara generasi sebelumnya dapat memberikan contoh atau keteladanan.

"Jadi semangat ibu Mega dan kaum milenial untuk Indonesia sama, ini yang bisa menjembatani. Satu pihak generasi muda jangan ngeyel melawan terus, di lain pihak generasi awal bisa mewarisi etos kerja dan keteladanan," kata dia.

"Ada benarnya bila sebagian melihat (milenial) agak dimanja kan. Tapi mungkin karena pak Jokowi sadar benar bahwa masa depan Indonesia kan nanti di tangan mereka, jadi diberi kesempatan untuk mulai memperluas peran dan perspektifnya atas kehidupan bangsa," tandasnya.

 Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com

Sekjen PDI-P Jelaskan Maksud Megawati soal "Sumbangsih MIlenial"

Tanggapi Megawati, Fahri Hamzah Sebut Seharusnya Elite Politik Introspeksi 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved