Senin, 8 September 2025

Mendag Ungkap Penyebab Tidak Stabilnya Harga Daging Ayam pada Awal Ramadan

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan penyebab harga bahan pokok daging ayam menjadi tidak stabil di awal Ramadan 1442 Hijriah.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Reynas Abdila
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan penyebab harga bahan pokok daging ayam menjadi tidak stabil di awal Ramadan 1442 Hijriah.

Tidak hanya daging ayam, harga telur ayam ras pun mengalami gejolak karena tingginya permintaan.

"Memasuki bulan puasa Ramadan memang daging ayam dan telur terjadi fluktuasi harga yang sangat tinggi. Mereka untung empat bulan tetapi mengalami kerugian delapan bulan dalam satu tahunnya," kata Lutfi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: KPPU Angkat Bicara Soal Melonjaknya Harga Daging Ayam di Awal Ramadan

Menurut Mendag, pemerintah memberikan toleransi kenaikan harga bagi peternak ayam apalagi mereka sempat mengalami harga jatuh akibat surplus.

"Saya mohon izin jangan dibicarakan dulu soal daging ayam dan telur karena ini masalah peternak rakyat. Ini kasihan biarkan mereka mendapat keuntungan yang baik selama Ramadan ini," kata Lutfi.

Kemendag mencatat rata-rata harga daging ayam pada Kamis (15/4/2021) sebesar Rp 37 ribu per kilogram.

Baca juga: Api Merambat Cepat, 3 Kwintal Daging Sapi Siap Jual Hangus Terbakar

Harga itu naik 8,19 persen dibandingkan bulan lalu yang juga naik 5,41 dari pekan sebelumnya.

Mendag menerangkan bahwa secara keseluruhan harga bahan pokok stabil.

"Prediksinya ini karena suplai industri yang cukup," lanjut dia.

Kemendag berjanji akan membuat regulasi yang lebih baik lagi agar kenaikan harga bagi usaha perunggasan nasional lebih konsisten.

Kata KPPU

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memantau harga komoditas pangan yang mengalami lonjakan di awal Ramadan 1442 Hijriah.

Komisioner KPPU Guntur S Saragih menyampaikan konsumsi tertentu mengalami fluktuasi harga memasuki bulan puasa di antaranya daging ayam.

Dia meminta masyarakat tidak melakukan pembelian komoditas pangan secara berlebihan.

Baca juga: Permudah Layanan, DKPPU Luncurkan Registrasi Drone dan Pilot Drone secara Online

"Meski ada kenaikan harga semoga ini bukan karena pelanggaran persaingan. Kalau ada tentu akan kami tindak," kata Guntur dalam konferensi pers daring, Jumat (16/4/2021).

KPPU mendorong agar setiap daerah menciptakan jalur distribusi yang efektif dan efisien untuk menjaga pergerakan harga komoditas pangan.

Baca juga: Pengamat: KPPU Perlu Dilibatkan dalam Pengalihan Frekuensi

Pemantauan dilakukan di seluruh Indonesia yang terbagi dalam 6 wilayah kerja.

Deputi Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto menyebut pengawasan dilakukan di enam wilayah kerja.

Dalam pemantauannya, harga komoditas pangan mengalami kenaikan 10 hingga 30 persen.

Baca juga: KPPU Segera Temui KPK, Bahas Kasus Ekspor Benih Lobster Edhy Prabowo

"Relatif stabil di triwulan I meski ada kenaikan harga di beberapa komoditas daging ayam, cabai, daging sapi," ujar Taufik.

Taufik menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan lonjakan harga pangan.

"Karena cuaca dan iklim yang tidak dapat diprediksi. Lalu hambatan logistik, dan distribusi yang panjang, ini kita duga menyebabkan harga yang tidak simetris. Di petani stabil atau turun tapi di konsumen naik, ini masih dugaan, di daging ayam dan telur," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan