Kamis, 2 Oktober 2025

100 Tahun Lahirnya Soeharto

Seabad Soeharto, Satu dari 3 Jenderal Besar TNI Berpangkat Bintang Lima

Dalam sejarah TNI, terdapat tiga perwira yang menyandang tanda kehormatan Jenderal Besar TNI, termasuk Soeharto, presiden ke-2 RI.

FOTO: HISTORIA.ID/repro
Letjen TNI Soeharto didampingi Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, komandan RPKAD, pada peringatan HUT ke-14 RPKAD di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Kisah Sarwo Edhi yang Basmi G30S, Kecewa sama Soeharto: Kalau Mau Bunuh Aku, Bunuh Saja, Apa Salahku. 

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini 8 Juni 2021 tepat 100 hari alias seabad memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Soeharto merupakan presiden pertama yang berasal dari kalangan tentara, tepatnya TNI Angkatan Darat.

Diketahui, ia adalah satu di antara prajurit yang mendapat penghargaan pangkat tertinggi dalam sejarah TNI, yakni Jenderal Besar TNI.

Sebutan lainnya mendapat tanda bintang lima di pundak atau jenderal bintang lima.

Dalam sejarah TNI, terdapat tiga perwira yang menyandang tanda kehormatan tersebut.

Baca juga: Kenang Mendiang Ayah, Tutut Soeharto: Beliau Membawa Indonesia dari Negara Miskin Menuju Berkembang

Ketiganya yakni Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar AH Nasution.

Lalu yang terakhir adalah Jenderal Besar Soeharto.

Dalam perjalanan karirnya sebagai prajurit TNI, Soeharto melewati berbagai tugas dan operasi.

Mengutip dari laman TNI, awal karirnya dimulai sebagai siswa di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah, Pada 1 Juni 1940.

Setelah enam bulan menjalani latihan dasar, ia tamat sekolah militer sebagai lulusan terbaik dan menerima pangkat kopral.

Ia terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong serta resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.

Sebelumnya, saat Perang Dunia II berkecamuk pada 1942, ia dikirim ke Bandung untuk menjadi tentara cadangan di Markas Besar Angkatan Darat selama seminggu.

Setelah berpangkat sersan tentara KNIL, dia kemudian menjadi komandan peleton, komandan kompi di dalam militer yang disponsori Jepang yang dikenal sebagai tentara PETA, komandan resimen dengan pangkat mayor, dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel.

Setelah Perang Kemerdekaan berakhir, ia tetap menjadi Komandan Brigade Garuda Mataram dengan pangkat letnan kolonel.

Ia memimpin Brigade Garuda Mataram dalam operasi penumpasan pemberontakan Andi Azis di Sulawesi.

Baca juga: 100 Tahun Lahirnya Soeharto, Ini Profil Presiden Kedua RI dengan Masa Jabatan Terlama

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved