Kamis, 14 Agustus 2025

KLB Partai Demokrat

Kubu AHY: yang Kami Persoalkan Yusril Berjuang demi Rupiah tapi Ngaku untuk Demokrasi

Ia mengakui memang ada masukan kepada DPP Partai Demokrat untuk menggunakan Yusril sebagai Pengacara Demokrat.

WARTA KOTA/WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Yusril Ihza Mahendra. 

“Seperti Ketum AHY sampaikan, kami tidak gentar. Kami akan hadapi. Pak Yusril itu kalau jadi pengacara itu tidak selalu menang kok. Apalagi kami yakin kami di pihak yang benar. Pak Menko Mahfud juga sudah sampaikan, JR Yusril tidak ada gunanya. Hanya menarik rupiah KSP Moeldoko saja. Bukti bahwa Yusril tidak selalu menang, cek saja di internet. Jadi dengan izin Allah, kami akan hadapi proses hukum ini. Insya Allah, kami akan memenangkannya,” pungkas Herzaky.

Pendiri Partai Demokrat: Kubu AHY Tak Bisa Bedakan Yusril sebagai Advokat dan Politikus

Salah satu pendiri Partai Demokrat Hencky Luntungan menyoroti cuitan politikus Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yakni Andi Arief terkait advokat Yusril Ihza Mahendra.

Dalam cuitan di Twitter-nya, Andi mengatakan Yusril memihak Demokrat kubu Moeldoko lantaran pihaknya tak sanggup membayar jasa Yusril senilai Rp100 miliar. 

Hencky menyebut cuitan Andi Arief yang mengatakan Demokrat tak mampu membayar Yusril adalah kebohongan.

"Begitulah hasil didikan pemimpin pembohong. Jadi kader-kadernya terbiasa berbohong. Seperti Bupati Lebak Iti Jayabaya yang mengatakan haul pendiri di Tangerang dibubarkan, padahal mereka yang diusir aparat kepolisian. Kemudian, SBY disebut pendiri dan akui logo Demokrat, itu bohong juga. Sekarang bilang nggak mampu bayar Yusril Rp100 miliar. Jangan-jangan bohong lagi," ujar Hencky, dalam keterangannya, Kamis (30/9/2021). 

Dia juga mengkritik politikus Demokrat lainnya dibawah kepemimpinan AHY yang dinilai tak bisa membedakan Yusril merapat ke pihaknya sebagai pengacara alias advokat ataupun politikus. 

Peristiwa tersebut, kata Hencky, menggambarkan hasil didikan SBY. Seharusnya dalam menghadapi judicial review Yusril, dikatakan Hencky pihak AHY menunjukkan argumentasi yang kuat serta dipertanggungjawabkan.

"Ini sangat memalukan, karena tidak memahami apa yang disebut Judicial Review. Selain itu, tidak bisa membedakan Yusril sebagai pengacara dan sebagai politikus," katanya.

Dia kemudian mengutip perkataan penyair dan filsuf asal Jerman Friedrich Nietzsche yaitu 'terkadang orang tidak ingin mendengar kebenaran karena mereka tidak ingin ilusi mereka dihancurkan'. 

Menurutnya komentar kader Demokrat kubu AHY ketika mengetahui Yusril mengajukan judicial review ke Mahkamah Agung mewakili empat orang pihaknya mencerminkan hal itu.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan