Senin, 22 September 2025

Jenis-jenis Awan: Awan Tinggi, Sedang, Rendah, hingga Awan Perkembangan Vertikal

Awan merupakan kumpulan partikel air di atmosfer yang sangat banyak dengan tekanan suhu tertentu, simak jenis-jenis awan dalam artikel berikut ini.

Penulis: Lanny Latifah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Awan Cumulonimbus menyelimuti perairan Teluk Jakarta di kawasan perairan kepulauan Seibu, Jakarta, Minggu (10/01/2021). 

Awan Cirrus biasanya bisa menghalangi cahaya matahari atau bulan, sampai bisa menimbulkan fenomena alam yang disebut Halo.

Halo merupakan fenomena alam yang terjadi karena butiran es pada awan cirrus berhasil membiaskan sinar matahari dengan membentuk lingkaran menyerupai cincin yang mengelilingi matahari sesuai penyebaran cahayanya.

Itulah sebabnya awan cirrus memiliki kandungan kristal es yang membuatnya sangat jarang sekali untuk menghasilkan hujan.

Baca juga: Apa itu Awan Cumulonimbus? Begini Kaitan Awan Cumulonimbus dengan Cuaca Ekstrem dan Awan Petir

Baca juga: Fenomena Astronomis Pekan Ketiga Desember 2021: Bulan Purnama Mikro hingga Retrograd Venus

b. Awan Cirrostratus

Awan cirrostratus merupakan jenis awan yang berwarna sedikit kelabu dan bertekstur sangat halus di atmosfer.

Bentuk awan cirrostratus sering menyerupai anyaman yang tidak teratur sedikit keriting.

Jenis awan ini memiliki serabut tipis yang menyerupai cadar dan dapat menutup sebagian isi langit.

Awan cirrostratusi mengandung cukup banyak kristal es karena letaknya yang lumayan tinggi dibandingkan jenis awan lainnya.

Pada kondisi tertentu, awan cirrostratus bisa menebal dan membuat fenomena Halo meskipun tidak sejelas seperti yang dilakukan awan cirrus karena ketinggiannya yang berbeda.

c. Awan Cirrocumulus

Awan cirrocumulus adalah awan yang memiliki bentuk putus-putus menyerupai gelombang bentuk bulu domba yang keriting atau sisik ikan yang sangat tipis di lapisan langit.

Awan ini menyimpan banyak sekali kristal es dan tetesan atau partikel air yang sangat dingin atau bersuhu rendah karena posisinya yang sangat tinggi.

Itulah sebabnya jenis awan ini berpotensi menghasilkan salju dalam kondisi tertentu.

4. Awan dengan Perkembangan Vertikal (berada di ketinggian lebih dari 450M dari permukaan tanah)

a. Awan Cumulus

Awan cumulus merupakan jenis awan yang lumayan tebal dan berbentuk memanjang ke atas seperti sebuah bangunan.

Awan jenis ini bisa terjadi karena adanya tekanan udara di atmosfer yang labil.

Kandungan butiran air pada awan cumulus adalah butiran es yang sangat dingin atau bersuhu rendah karena ketinggiannya.

Bagian awan cumulus yang terkena cahaya matahari akan terlihat berkilauan dan cenderung berwarna putih bersih.

Jenis awan ini lama kelamaan dapat terus berlanjut menjadi awan cumulonimbus yang lebih gelap dan tebal.

Ketika naik pesawat terbang, maka awan jenis ini akan sangat terlihat seperti sebuah bangunan yang menjulang ke atas pada arena tertentu.

Gumpalannya yang tebal seolah-olah terlihat bentuk awan ini sangat kokoh, namun tetap saja bisa berubah dalam keadaan tertentu.

b. Awan Cumulonimbus

Awan cumulonimbus adalah jenis awan yang menjadi hasil perkembangan dari awan cumulus dengan bentuk yang lebih menjulang ke atas seperti kubah.

Awan ini warnanya lebih keabu-abuan bahkan cenderung gelap dan dapat menghasilkan hujan yang deras hingga disertai angin dan petir.

Awan cumulonimbus juga sering disebut sebagai awan yang berbahaya karena mengandung banyak sekali muatan listrik di dalamnya.

Itulah sebabnya jenis awan ini juga sangat dihindari pada penerbangan pesawat terbang karena dianggap berbahaya.

Hal tersebut juga karena gumpalan awan ini sangat tebal dan bermassa berat, yang artinya memiliki butiran air yang lumayan berat.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan