Senin, 18 Agustus 2025

Muktamar NU

Pidato Gus Yahya Setelah Jadi Ketua Umum PBNU: Sesungguhnya Ini Keberhasilan Kiai Said Aqil Siradj

KH Yahya Cholil Staquf memberikan pidato perdana setelah terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Reza Deni
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memberikan pidato perdana di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - KH Yahya Cholil Staquf memberikan pidato perdana setelah terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.

Dia mengucapkan terima kasih kepada KH Said Aqil Siraj yang telah berbuat banyak untuk dirinya.

"Saya haturkan terima kasih saya kepada guru saya, yang mendidik saya, menggembleng dan menguji saya tetapi juga membuka jalan untuk saya dan membesarkan saya yaitu Prof Dr KH Said Aqil Siradj," kata Gus Yahya di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021).

Dia tidak tahu apakah cukup umur untuk membalas semua jasa-jasa Said Aqil.

"Kalau ini disebut keberhasilan, sesungguhnya ini adalah (keberhasilan) beliau. Kalau ada yang patut dipuji, beliau yang harus dipuji," kata dia.

Dia juga berterima kasih kepada seluruh unsur yang telah membuat perhelatan Muktamar ke-34 NU ini berjalan dari awal hingga selesai.

Baca juga: Gus Yahya Datangi dan Peluk Said Aqil Siradj Setelah Dinyatakan Terpilih Menjadi Ketua Umum PBNU

"Terima kasih kepada teman-teman yang kerja keras bersama-sama untuk menyukseskan Muktamar ke-34 ini. Jajaran panitia, semua Ansor, Fatayat, IPNU PBNU dan para pemimpin persidangan, Pak Nuh, Pak Niam, Pak Ilyas, saya ucapkan terima kasih," kata dia.

"Terima kasih kepada para muktamirin pengurus wilayah dan cabang di seluruh Indonesia yang telah menerima lamaran kerja saya. Namun lebih dari itu, terima kasih atas persetujuan dan kesepakatan bahwa kita akan bekerja bersama-sama sesudah ini," tutur Gus Yahya.

Gus Yahya terpilih setelah unggul suara dari calon incumbent KH Said Aqil Siradj.

Gus Yahya mengantongi 337 suara dan Said Aqil mendapatkan 210 suara.

Dengan perolehan suara tersebut Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.

Sebelumnya Gus Yahya dan Said Aqil terpilih menjadi calon Ketua Umum PBNU setelah mengatongi lebih dari 99 suara dalam pemilihan bakal calon Ketua Umum PBNU.

KH Yahya Cholil Staquf dalam pemilihan bakal calon Ketua Umum PBNU mengantongi 327 suara, kemudian disusul KH Said Aqil Siradj yang mendapatkan 203 suara, dan KH As'ad Said Ali mendapat 17 suara.

Lalu KH Marzuqi Mustamar mendapat 1 suara dan Ramadan mendapat 1 suara.

Kemudian abstain 1 dan suara tidak sah 1.

Sosok Gus Yahya

Dikutip dari Tribunnewswiki.com, KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Timur, 16 Februari 1966.

Gus Yahya merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang menjabat sebagai Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ayah Gus Yahya merupakan putra dari tokoh NU di Rembang dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Muhammad Cholil Bisri.

Ibu dari Gus Yahya bernama Muchisnah.

Baca juga: Resmi Jadi Calon Ketua Umum PBNU, Gus Yahya dan Aqil Siradj Siap Lanjutkan Proses Pemilihan

Gus Yahya adalah anak pertama dari delapan saudara dan salah satu adiknya, Gus Yaqut Cholill Qoumas adalah tokoh muda NU, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor yang kini menjadi Menteri Agama. 

Selain itu, Gus Yahya juga merupakan keponakan dari tokoh besar NU dan budayawan, KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Gus Yahya dididik dalam pendidikan yang formal dan spiritual atau pesantrenan dan pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.

Baca juga: Putaran Pertama Gus Yahya Raih Suara Terbanyak 327, Said Aqil Siradj 203 Suara

Gus Yahya merupakan lulusan fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Dibesarkan dari kultur Nahdilyin kuat dan kehidupan pesantren, dia pun pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.

Nama Gus Yahya mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Gus Yahya dan Said Aqil Siradj duduk berdampingan saat pemungutan suara Calon Ketum PBNU (Tribunlampung.co.id / Deni Saputra)
Gus Yahya dan Said Aqil Siradj duduk berdampingan saat pemungutan suara Calon Ketum PBNU (Tribunlampung.co.id / Deni Saputra) (Tribunlampung.co.id / Deni Saputra)

Pada tahun 2014, Gus Yahya menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Pada 2015, dia juga terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Gus Yahya semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH. Hasyim Muzadi.

Selain dikenal sebagai tokoh organisasi keagaaman, Gus Yahya adalah pegiat ikhwal "rahmah" untuk penyelesaian konflik kemanusiaan dunia.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan