Selasa, 11 November 2025

Pemilu 2024

Hasto Kristiyanto Sebut Cak Imin Dekat dengan Megawati, Sinyal Koalisi PDIP-PKB?

Hasto menilai Cak Imin dekat dengan Megawati. Cak Imin juga sempat guyonan dengan Ketua Umum PDIP Megawati saat bertemu.

Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dekat dengan Megawati Soekarnoputri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dekat dengan Megawati Soekarnoputri.

Hasto Kristiyanto juga menilai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu sosoknya sangat cair.

"Jadi ya Cak Imin itu cair orangnya ya. Dia bertemu dengan Bu Mega karena beliau dekat dengan Bu Mega," kata Hasto di sela-sela Rakernas II PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

Menurut Hasto, Cak Imin juga sempat guyonan dengan Ketua Umum PDIP Megawati saat bertemu.

Baca juga: Pengamat Nilai Rumit Upaya PKB Duetkan Cak Imin dan Prabowo untuk Pilpres 2024, Ini Dua Alasannya

"Ya kalau Cak Imin ini memang kita ketemu dengan Bu Mega kemarin juga dialog-dialog itu lucu," ujarnya.

Bahkan, Cak Imin sempat menanyakan tongkat pusaka yang dibawa Presiden Ke-5 Republik Indonesia itu.

"Jadi sambil menanyakan ibu kan membawa tongkat pusaka, ini dari mana ini, unik ini dan terjadilah dialog tentang tongkat Bu Mega itu," ungkap Hasto.

Hasto juga mengatakan, partainya memilih melakukan kerja sama antar partai politik dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Sebab menurut Hasto, ketika koalisi dibentuk maka kalkulasinya hanya jabatan-jabatan.

"Koalisi itu dibentuk pasti kalkulasinya adalah jabatan-jabatan," kata Hasto.

Hasto menjelaskan, dalam sistem pemerintahan presidensil dan demokrasi Pancasila yang dikenal adalah kerja sama antar partai politik.

Baca juga: Hasto Kristiyanto Sebut PDIP Tidak Mudah Berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pilpres 2024

Lebih lanjut, Hasto menuturkan, di dalam sistem presidensil yang adalah kesadaran terhadap pemimpin untuk membawa kemajuan Indonesia.

"Sehingga bukan kalkulasi berapa jumlah menterinya, karena itulah meskipun PDIP sebagai partai pengusung terbesar pemerintahan Pak Jokowi dari sisi kursinya yang dikedepankan PDIP pada saat itu adalah suatu semangat membawa spirit gotong royong," ungkap Hasto.

"Jadi kesadaran untuk membawa kemajuan Indonesia raya dengan dipimpin oleh sosok presiden itu bagian dari kultur politik kita berbeda dengan koalisi dalam sistem parlementer," sambung Hasto.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved