Polisi Tembak Polisi
Rosti Menangis Sebut Nama Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Tolong Ungkap Kasus Kematian Brigadir J
Rosti sempat menyebut-nyebut nama Presiden Jokowi hingga Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk meminta pertolongan.
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak tak dapat membendung tangisannya saat proses ekshumasi atau pembongkaran kembali makam putranya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di area pemakaman di kawasan Sungai Bahar, Muaro Jambi, Rabu (27/7/2022).
Rosti bahkan sempat menyebut-nyebut nama Presiden Jokowi, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Angkatan Laut, Angkatan Darat hingga angkatan Udara untuk meminta pertolongan.
"Oooo Tuhan, tolong saya, sembilan bulan saya kandung kamu nak, tapi kita difitnah," teriak Rosti di pemakaman umum Suka Makmur, Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022).
"Ooo Bapak Jokowi, Panglima TNI, Angkatan Laut, Angkatan Darat, Angkatan Udara tolong saya bapak," ujarnya.
Baca juga: Istri Ferdy Sambo Keberatan Pemakaman Ulang Brigadir J Secara Kedinasan, Ada Apa?
Rosti juga menyebut nama istri Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
"Ibu Putri, di mana kau Ibu? Kau juga seorang Ibu. Anakku dianiaya. Tuhan, tolong pertolonganmu Tuhan. Pak Presiden tolong kami. Tunjukkan kebenaran," kata Rosti sambil histeris di lokasi.
Rosti Simanjuntak berusaha menagih janji yang diucapkan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo itu.
Rosti mengungkap Putri Candrawathi pernah berjanji akan selalu menjaga anaknya, Brigadir Yosua atau Brigadir J dengan baik.
"Di mana keadilan, di mana kamu Putri, kata kamu mau menjaga anak kita," ujar Rosti.
Melihat tangisan Rosti itu, anggota keluarga perempuan yang lain juga ikut menangis.
Setelah itu, sang ibunda yang histeris dipapah oleh keluarga lain menuju posko Pemuda Batak Bersatu (PBB) yang memang sudah disiapkan mengawal proses ekshumasi.
Di dalam posko, Rosti masih terlihat sangat histeris.
Dalam tangisannya, ia menyebut anaknya telah disiksa dan meminta pertanggungjawaban seseorang dalam kasus ini.
Baca juga: Kuasa Hukum Minta Komnas HAM Buka Bukti CCTV Brigadir J Masih Hidup saat Tiba di Jaksel
Melihat tangisan histeris itu, adik kandung Brigadir Yosua, Bripda Reza Hutabarat atau Bripda LL Hutabarat kemudian berusaha menenangkan dan memeluk erat sang ibu.
Reza mencoba meredakan tangisan sang ibu ketika peti jenazah almarhum Brigadir Yosua dinaikkan ke ambulans dan dibawa ke RSUD Sungai Bahar untuk dilakukan proses autopsi.
Hubungan Baik Brigadir J dengan Keluarga Irjen Ferdy Sambo
Samuel Hutabarat, ayahanda Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J, membeberkan kedekatan antara Brigadir J dengan keluarga Kadiv Propam Polri Nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Hubungan Brigadir J dengan Keluarga Ferdy Sambo yakni hubungan antara bawahan dengan atasan.
Samuel menjelaskan, selama 2,5 tahun bekerja untuk keluarga Ferdy Sambo, hubungan antara Brigadir J dengan Ferdy Sambo, berjalan baik.
Bahkan Brigadir J tidak pernah mengeluhkan pekerjaannya mendampingi Ferdy Sambo sekeluarga.
"Lagi pula anak kita ini mulai dari di Jambi pun, saat bertugas, tidak pernah ini menceritakan soal pahitnya di pekerjaan itu."
"Tidak mau dia membebani pikiran orang tua, selalu yang diceritakannya yang manis-manis dan enaknya."
"Dia berusaha agar orang tua tidak merasa beban pikiran, tidak ada keluhan (dari Brigadir J saat bertugas mendampingi keluarga Ferdy Sambo)," jelas Samuel, Kamis (21/7/2022) dikutip dari Kompas Tv.
Nyonya Gultom, ibunda Vera, kekasih Brigadir J tersebut disebut-sebut tidak pernah menjelek-jelekan keluarga Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo selama bertugas.
Menurutnya selama berpacaran dengan Vera Simanjuntak, Brigadir J kerap bercerita atau curhat soal pekerjaannya.
Baca juga: Proses Ekshumasi Jenazah Brigadir J Diawasi Kompolnas dan Komnas HAM
Curhatan itu di antaranya soal sikap keluarga Irjen Ferdy Sambo yang sangat baik terhadap dirinya.
"Ceritanya juga baik dia itu si ibunya sama si bapaknya (Ferdy Sambo dan istri) yang menganggap anaknya sendiri."
Enggak pernah cerita yang jelek-jelek, baik terus bapak dan ibu ini," ucapnya saat ditemui Tribunnews.com di kawasan Bangko, Merangin, Jambi, Selasa (26/7/2022).
Vera Tertekan hingga Berhenti Bekerja Sebagai Bidan
Sementara itu kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak disebut sangat ketakutan.
Vera selama ini bekerja sebagai bidan di Merangin, Jambi.
Dia bahkan sampai mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tertekan.
Vera sebelumnya menjalani pemeriksaan di Mapolda Jambi terkait kasus tewasnya ajudan Irjen Ferdy Sambo di Polda Jambi sejak Jumat (22/7/2022) hingga Minggu (24/7/2022).
Vera dicecar dengan 32 pertanyaan oleh tim penyidik.
Ia juga ditanyai terkait dengan komunikasi terakhir dengan Brigadir J.
"Dia (Vera) merasa tertekan, akhirnya dia memilih mundur dari pekerjaan," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Jhonson Panjaitan, Kamis (28/7/2022), mengutip Tribun Jambi.
Jhonson mengakui, pihaknya kecolongan perihal perlindungan terhadap saksi.
Vera disebut telah terkena dampak besar usai menjalani pemeriksaan.
"Kami kecolongan. Sekarang ini secara riil pacar atau calon istri Brigadir Yosua sudah terkena dampak," katanya, mengutip Tribun Jambi.
Jhonson menyebut, Vera mendapatkan dampak besar akibat pemberitaan mengenai apa yang ia jelaskan dalam BAP saat diperiksa sebagai saksi.
Baca juga: Brigadir J Curhat ke Vera Simanjuntak: Tak Pernah Ceritakan Hal Jelek Keluarga Irjen Ferdy Sambo
"HP sudah disita, saya tidak tahu diganti atau tidak. Yang bersangkutan sudah sangat ketakutan," tambahnya.
Jhonson menilai bahwa ibu dari Brigadir J juga harus mendapat perlindungan.
Jhonson melihat bahwa LPSK lebih mementingkan perlindungan terhadap Irjen Ferdy Sambo dan istri.
Padahal menurutnya, tekanan pada saksi akan lebih besar setelah ada bukti-buki kuat untuk menetapkan tersangka.
Untuk diketahui, komunikasi terakhir Vera dengan Brigadir J terjadi beberapa menit sebelum Brigadir J dinyatakan tewas atau pada Jumat (8/7/2022) pukul 16.43 WIB.
Kini ponsel merek iPhone milik Vera disita tim penyidik guna kepentingan penyidikan.
Ponsel milik Vera tersebut akan diperiksa di laboratorium karena ada jejak komunikasi dengan Brigadir J.
Mengutip Kompas.com, Brigadir J sempat mencurahkan isi hatinya kepada Vera.
Brigadir J disebut bercerita bahwa ia sedang memiliki masalah hingga merasa terancam.
"Kalau tentang itu memang ada diceritakan. Sekitar seminggu sebelumnya ada pembicaraan yang mengarah ke sana," kata Ramos Hutabarat, pengacara Vera, Minggu (24/7/2022).
Jenazah Brigadir J diautopsi ulang pada Rabu (27/7/2022) oleh tim forensik gabungan guna kepentingan penyelidikan.
Proses autopsi ulang dilakukan di RSUD Sungai Bahar dengan penjagaan ketat personel Brimob Polda Jambi.
Jenazah Brigadir J kemudian dimakamkan kembali secara kedinasan di pemakaman kawasan Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi.
Baca juga: Kuasa Hukum Minta Komnas HAM Buka Bukti CCTV Brigadir J Masih Hidup saat Tiba di Jaksel
Proses Autopsi Ulang
Proses pembongkaran dan pengangkatan peti mati Brigadir Yosua dimulai sekira pukul 07.30 WIB dan berlangsung sekitar satu jam.
Setelah peti mati berhasil diangkat dengan menggunakan tali tambang berwarna putih, peti mati itu kemudian dibuka untuk memastikan apakah jenazah layak untuk dilakukan autopsi ulang.
Sejumlah polisi membentuk barikade untuk menutup saat proses pembukaan peti mati itu dilakukan.
Setelah selesai, jenazah Brigadir J kembali diangkat dan dimasukan ke dalam mobil ambulans yang sudah menunggu di areal makam untuk dibawa ke RSUD Sungai Bahar untuk diautopsi ulang.
Autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Yosua dilakukan untuk menjawab keraguan atas autopsi yang dilakukan sebelumnya.
Permohonan melaksanakannya disampaikan oleh keluarga Brigadir Yosua melalui kuasa hukumnya.
Brigadir Yosua sebelumnya dikabarkan tewas akibat luka tembak saat berada di kediaman Kadiv Propam non-aktif Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
Namun, pihak keluarga melihat kondisi jenazah Brigadir J tidak wajar.
Mulai dari luka sayatan di bagian muka dan kepala, kondisi jari yang retak hingga memar di bagian dada.
Pelaksanaan autopsi ulang ini melibatkan dokter forensik dari yang ditunjuk oleh Polri dan juga tim independen.
Di antara dokter forensik tersebut ada yang berasal dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia, dan juga dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.
Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dokter Ade Firmansyah memimpin proses autopsi ulang itu.
"Dokter Ade Firmansyah Sugiarto sebagai ketua tim kedokteran forensik yang melakukan ekshumasi dan autopsi," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di lokasi. Dokter Ade juga merupakan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).
Proses autopsi berlangsung sekitar empat jam.
Dari pantauan Tribun Network di lokasi, tim dokter dan sejumlah anggota keluarga Brigadir Yosua tampak keluar dari ruangan pelaksanaan autopsi menuju ruang pihak keluarga yang telah disiapkan sekitar pukul 13.00 WIB.
"Ya benar, proses autopsi sudah selesai" ujar Roslin Simanjuntak yang merupakan tante Brigadir Yosua.
Jenazah Brigadir Yosua sendiri kemudian dibawa kembali ke pemakaman.
Namun berbeda dengan pemakaman pertama, pemakaman pasca-autopsi ulang ini dilakukan secara kedinasan kepolisian. Pada pemakaman ulang ini peti jenazah Brigadir Yosua dilapisi bendera merah putih.
Peti diangkat oleh sejumlah anggota Polri dari rumah sakit ke mobil ambulans. Kemudian di area pemakaman juga dilakukan apel persada. Pemakamannya ini dihadiri oleh masyarakat dan anggota Polri serta keluarga.
Sumber Tribun Jambi, Kompas TV, Tribunnews