Kamis, 4 September 2025

Polisi Tembak Polisi

Komnas HAM Sebut Kertas yang Dilipat Berisi Nomor Telepon, Pengacara Brigadir J Tidak Yakin

Pengacara Brigadir J tidak meyakini bahwa kertas yang dilipat oleh Komnas HAM saat konpers berisi nomor telepon saksi termasuk keluarga Brigadir J.

Tangkap layar akun Youtube Kompas TV
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat memberikan keterangan perkembangan kasus Brigadir J atau Yoshua. Pengacara Brigadir J tidak meyakini bahwa kertas yang dilipat oleh Komnas HAM saat konpers berisi nomor telepon saksi termasuk keluarga Brigadir J. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota kuasa hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Mansur Febria tidak yakin bahwa kertas yang ditutup oleh Komisioner Komnas HAM Choirul Anam berisi nomor-nomor telepon.

Mansur mengatakan konferensi pers yang memperlihatkan data dalam bentuk kertas besar itu terkait hasil rekaman CCTV dari Magelang hingga Jakarta dan bukan soal komunikasi dari para saksi.

Bahkan, katanya, tidak ada pula penjelasan terkait komunikasi Brigadir J dengan keluarganya.

"Pertanyaannya apakah dalam identifikasi CCTV tersebut ada identitas keluarga almarhum. Jadi hal ini yang membuat publik bertanya-tanya sepertinya Komnas HAM jadi bumper, jadi corong Polri," tuturnya dikutip dari Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Sabtu (30/7/2022).

Mansur pun mengaku curiga bahwa adanya upaya menutup-nutupi sehingga membuat pihaknya semakin ragu akan kinerja Komnas HAM terkait penyelidikan tewasnya Brigadir J.

"Kami menghormati sangat percaya Komnas HAM profesional, namun akhir-akhir ini penyampaiannya tidak spesifik," jelasnya.

Baca juga: Siapa Sosok Ajudan yang Cerita Brigadir J Pernah Todongkan Senjata ke Foto Irjen Ferdy Sambo?

Penjelasan Komnas HAM, Minta Publik Lihat Video secara Lengkap

Sebelumnya, Choirul Anam sempat memegang kertas besar yang diduga berisi soal informasi penyelidikan terkait kasus tewasnya Brigadir J pada Rabu (27/7/2022).

Namun, warganet melihat sikap Anam yang mencurigakan di mana kertas yang dipegangnya dilipat dan diduga agar tidak diketahui wartawan.

Dikutip dari Kompas TV, Anam pun meminta publik agar menonton video konferensi pers itu secara utuh agar terhindar dari informasi yang tidak benar.

"Lihat (video secara) lengkap," tuturnya pada Jumat (29/7/2022).

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat memberikan keterangan perkembangan kasus Brigadir J atau Yoshua.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat memberikan keterangan perkembangan kasus Brigadir J atau Yoshua. (Tangkap layar akun Youtube Kompas TV)

Sementara terkait isi kertas tersebut, Anam menjelaskan isi dari kertas besar yang dipegangnya adalah catatan penyelidikan yang masih mentah sehingga perlunya analisis lebih lanjut.

Baca juga: Respon Ayah Brigadir J Sikapi Protes Pihak Istri Ferdy Sambo Soal Pemakaman Secara Kedinasan

Adapun detail dari isi kertas itu, kata Anam, adalah rekaman data cell dump yang berisi banyak nomor ponsel warga di sekitar lokasi peristiwa penembakan.

Anam menjelaskan alasan tersebut diberikan lantaran tidak dimungkinkan untuk dipublikasikan ke publik secara langsung.

"Rekan-rekan semuanya, itu bahan raw material yang nanti kami analisis untuk menentukan titik-titik mana komunikasi awal yang terjadi di wilayah-wilayah yang terekam dalam cell dump," jelasnya.

"Kalau ini dipublikasi ya jangan, nanti setelah kesimpulan kita, akhir laporan pasti kita akan bilang. Tapi, sekarang tidak cukup kepentingan (publikasi) bagaimana proses membuat terangnya peristiwa," imbuh Anam.

Baca juga: Ayah Brigadir J: Anak Kami Pernah Cerita Hubungan dengan Pak Ferdy Sambo dan Istrinya Baik-baik Saja

Lebih jauh, data itu disebutnya tidak berisi komunikasi dengan bahasa manusia namun komunikasi terjadi antar teknologi.

Selain itu, Anam juga mengungkapkan adanya nomor telepon dari keluarga Brigadir J sehingga tidak mungkin untuk dipublikasikan.

"Bahwa memang harus ada sistem perlindungan terhadap keluarga Yosua, kami tutup kemarin karena salah satunya ada nomor-nomor itu," tuturnya.

Baca juga: Komnas HAM Beberkan Isi Rekaman CCTV, Sebut Ferdy Sambo Lari Keluar Rumah hingga Istri Menangis

Di sisi lain, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menjelaskan ada dua materi yang disampaikan dalam konferensi pers itu yaitu soal rekaman 20 video CCTV dari 27 titik serta soal HP.

Beka mengungkapkan Komnas HAM telah menerima dua HP yang hingga kini masih didalami.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas TV/Tito Dirhantoro)

Artikel lain terkait Polisi Tembak Polisi

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan