Kamis, 21 Agustus 2025

Pilpres 2024

Didesak Segera Tetapkan Capres PDIP 2024, Megawati Masih Simpan Rapat-rapat Sosoknya

Megawati Soekarno Putri meminta kadernya bersabar soal siapa calon presiden yang akan diusung PDIP di Pilpres 2024.

Editor: Choirul Arifin
Youtube BKN PDI Perjuangan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri meminta kadernya bersabar soal siapa calon presiden yang akan diusung partainya di Pilpres 2024. 

Di sisi lain, Agung memahami PDIP punya ciri khas mengumumkan capres saat menjelang waktu penentuan.

Baca juga: Megawati Merespon Pembentukan Dewan Kolonel untuk Dukung Puan Maharani Capres

Namun, kata dia, jika hal itu masih dilakukan maka partai berlambang banteng itu akan semakin sulit berkoalisi dengan partai lain yang kini sudah mulai mengerucut.

Sejumlah koalisi itu di antaranya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Indonesia Raya (KIR), dan Poros Gondangdia (PG). Dan poros-poros tadi sudah pula memiliki jagoannya masing-masing, baik capres maupun cawapres.

“Realitas politik ini terjadi karena memang hanya PDIP yang mampu secara mandiri memajukan paket capres-cawapres sesuai ketentuan presidential threshold. Sementara partai-partai lainnya, mesti berkoalisi dengan 1 atau 2 partai agar dapat masuk ke arena Pilpres,” katanya.

Kedua, perbedaan ini penting untuk segera diadaptasi oleh PDIP. Sebab , lanjut Agung, strategi politik PDIP mesti terintegrasi jika ingin menang tiga kali berturut turut dalam Pileg dan Pilpres.

Artinya strategi coatail effect yang dimiliki Ganjar perlu segera dieksekusi bila ia capresnya. Sebaliknya, jika Puan yang dimajukan, maka perlu rekayasa politik (political engineering) untuk menyederhanakan koalisi yang ada, sehingga capres-cawapres yang muncul bisa diatasi saat berkontestasi.

“Jangan sampai Pemilu 1999 terulang kembali di mana saat itu PDIP menang Pileg, namun kalah Pilpres karena Presiden yang terpilih saat itu adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur),” ujarnya.

Yang ketiga, Megawati Soekarnoputri perlu bersikap tegas menertibkan beragam manuver yang terjadi menjelang Pilpres, sebelum keputusannya memilih Capres PDIP telah bulat.

“Karena bila muncul standar ganda dalam merespon manuver relawan politik Puan atau Ganjar, maka dampaknya bisa semakin dalam membelah partai baik secara eksternal dan internal,” kata Agung.(Tribun Network/fal/fer/wly)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan