Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
4 POIN Penting Investigasi Komnas HAM pada Tragedi Kanjuruhan: Soal Pintu 13 hingga Video Eksklusif
Dalam konferensi persnya, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengungkapkan sejumlah temuan penting terkait tragedi Kanjuruhan. Berikut perinciannya.
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komnas HAM akhirnya membeberkan sejumlah temuan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 132 orang, awal Oktober lalu.
Dalam konferensi persnya, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengungkapkan sejumlah temuan penting terkait tragedi Kanjuruhan.
Berikut sejumlah temuan yang disampaikan Choriul Anam:
1. Kondisi pasca-pertandingan
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan kondisi Stadion Kanjuruhan dalam 14-20 menit pasca peluit panjang ditiupkan wasit di pertandingan Arema FC vs Persebaya disebut terkendali.
Kesimpulan tersebut, Kata Anam, berdasarkan hasil pengamatan dari video yang diperoleh Komnas HAM.
Anam menilai menurut video yang diamati, suporter Arema FC yang masuk ke lapangan hanya ingin memberikan motivasi kepada pemain pasca kekalahan yang dialami dari Persebaya 2-3.
"14-20 menit kondisi stadion masih terkendali. Pemain Arema kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada Aremania."
Baca juga: Hasil Investigasi Kanjuruhan, Komnas HAM: Pintu Tribun 13 Terbuka, Kami Punya Video Kunci
"Selanjutnya pada saat pemain Arema menuju ruang ganti, sejumlah Aremania menghampiri pemain dan memeluk pemain dengan tujuan memberikan semangat," papar Anam dalam konferensi pers di Gedung Komnas Ham yang ditayangkan Breaking News Kompas TV, Rabu (12/10/2022).
Lebih lanjut, Anam mengungkapkan temuan ini penting untuk mengukur kapan gas air mata ditembakan oleh anggota kepolisian dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang tersebut.
2. Pintu 13 terbuka meski kecil
Menurut Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, pihaknya mendapat sejumlah temuan penting dari hasil investigasi mereka dalam tragedi di Kanjuruhan Malang, beberapa waktu lalu.
Satu di antara temuan yang penting, menurut Choirul Anam, pihaknya menemukan kondisi pintu stadion ketika itu terbuka.
"Berdasarkan video, kondisi pintu tribun 10,11,12,13, dan 14 terbuka, meski kecil. Namun sekali lagi pintu itu terbuka sejak awal. Di media sosial kita menemukan banyak video atau informasi yang mengatakan pintu itu, termasuk pintu 13 tertutup. Padahal sesungguhnya pintu itu terbuka," katanya, dalam konferensi pers, Rabu (12/12/2022) siang.
Anam menambahkan, pihaknya juga mendapatkan temuan bahwa suasana di lapangan hingga 20 menit setelah peluit panjang dibunyikan masih kondusif.
"Ada suporter yang turun ke lapangan tapi suasananya masih terkendali. Mereka hanya ingin memberikan semangat kepada pemain, terutama pemain asli Malang. Itu terkonfirmasi," katanya.
3. Kapolres sempat usul jadwal diubah
AKBP Ferli Hidayat, mantan Kapolres Malang yang saat tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) masih menjabat, ternyata sempat usul pada PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar mengubah jadwal laga Arema FC Vs Persebaya.
Namun, TGIPF mengungkap bahwa PT LIB tak merespon dengan baik.
Indosiar selaku broadcaster pun disebut tetap meminta agar pertandingan digelar pada malam hari.
Tragedi Kanjuruhan yang memakan 132 korban jiwa kini terus diselidiki.
Pihak kepolisian juga telah menetapkan enam tersangka atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tersebut.
Gas air mata yang dilontarkan ke penonton diduga menjadi salah satu penyebab tragedi tersebut.
Pelaksanaan pertandingan yang digelar pada malam hari juga menjadi perhatian.
Baca juga: HASIL Investigasi Kanjuruhan: Komnas HAM Sebut Kapolres Malang Sempat Usul Jadwal Diubah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengungkap, AKBP Ferli Hidayat yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Malang ternyata sempat mengusulkan agar PT LIB mengubah jam pertandingan menjadi sore hari.
Alasannya yakni karena faktor keamanan.
Namun, PT LIB disebut tidak merespon baik usulan dari AKBP Ferli Hidayat.
“Jadi ada komunikasi antara PT LIB dengan Kapolres Malang, di mana Kapolres Malang meminta perubahan jam dengan alasan yang paling penting adalah soal keamanan, tapi itu tidak direspons dengan baik,” kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam di Kantor Kemenko Polukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022) malam, mengutip Kompas.com.
Anam menduga bahwa ada faktor structural PT LIB yang sangat kuat dalam tragedi tersebut.
“Bau strukturalnya sangat kuat dari pihak LIB,” kata Anam.
4. Video Krusial
Komnas HAM menyebut telah mengantongi video krusial terkait tragedi maut Kanjuruhan.
Hal tersebut dikatakannya dalam siaran pers hasil investigasi Komnas HAM, seperti ditayangkan live Facebook Tribunnews, Rabu (12/10/2022).
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan dari hasil investigasi Komnas HAM, video penting tersebut terkait Tragedi Kanjuruhan rupanya berasal dari salah satu korban.
Korban tersebut kini telah meninggal dunia.
Choirul Anam awalnya menyebut gas air mata menjadi penyebab utama jatuhnya ratusan korban tewas di tragedi Kanjuruhan.
"Penembakan gas air mata pertama kali ditembakkan ke arah tribun selatan sekitar pukul 22.08 WIB, dan tim sedang mendalami titik krusial yang mengakibatkan banyaknya korban yang meninggal."
"Hal ini yang memicu kepanikan penonton dan memunculkan dinamika di lapangan menjadi ricuh," katanya.
Termasuk kericuhan yang terjadi di pintu ke-13 Stadion Kanjuruhan.
Temuan tersebutlah yang dikatakan Komnas HAM berdasarkan video kunci yang dimilikinya.
Dan juga keterangan dari beberapa saksi atau korban yang selamat.
"Ini yang tadi berdasarkan video kunci, video eksklusif, ada beberapa keterangan dari saksi yang selamat walaupun sempat ada juga yang pingsan di titik itu," lanjutnya.
Soal video krusial yang dimiliki Komnas HAM, Choirul Anam menyebut video hingga saat ini belum terpublikasi.
"Dan video ini memang video yang diproduksi oleh korban yang meninggal."
"Jadi video tersebut direkam oleh salah satu korban yang meninggal, video ini sangat krusial, dia (korban yang kini meninggal) merekam sejak di tribun sampai di pintu 13, dan merekam banyak hal."
"Dan dia sendiri bagian yang meninggal," imbuhnya.