Gempa Berpusat di Cianjur
Kisah Bocah Korban Gempa Cianjur yang Dirawat 'Ala Kadarnya' oleh RS, Alasannya Tak Ditanggung BPJS
Adalah Rufaidah, sang ibu korban yang menceritakan kronologi penolakan rumah sakit kepada wartawan Tribun Jakarta.
Editor:
Malvyandie Haryadi
"Jadi memang yang ditolak untuk tindakan lanjutnya, seperti di CT Scan, rontgen dan lain-lain,"
"Yang kami harapkan proses selanjutnya karena kami sendiri tidak tahu kalau anak seperti ini harus gimana tindakannya,"
"Tapi dapat jawaban seperti itu, kalau korban bencana tidak bisa di-cover BPJS," imbuhnya.
Karena sudah malam, Rufidah akhirnya memutuskan membawa Ibriz untuk pulang ke rumah.
Keesokan paginya, Rufaidah kembali menghubungi faskes 1, Klinik Insani Citeureup,
Dari pihak klinik lalu merujuk Rufaidah ke RSUD Ciawi.
"Kemudian karena sudah malam, kita pulang, kami domisili di Jakarta. Pulang dulu ke Salemba," ucap Rufaidah.
"Jadi kita hanya pulang ke rumah lalu besok paginya saya kontak ke dokter di faskes 1 di Klinik Insani dan diarahkan ke RSUD Ciawi," imbuhnya.
Berbeda dengan di rumah sakit swasta, di RSUD Ciawi, Ibriz dilayani dengan baik.
"Di sana kami dilayani selayaknya tanpa ada penolakan," kata Rufaidah.
Masih dalam perawatan di RSUD Ciawi, kondisi Ibriz belum stabil.
Balita laki-laki tersebut kini bahkan terpaksa mendapatkan transfusi darah, karena kadar hemoglobinnya rendah.
"Kami masih menunggu hasil rongsen dan CT scan, kondisi Ibriz naik turun, qodarullah hari ini HBnya rendah dan sedang proses tranfusi darah. Mohon doa untuk kelancaran tiap prosesnya," kata Rufaidah.
Rufaidah kemudian menyampaikan harapannya untuk pemerintah dan pihak rumah sakit terkait penanganan korban bencana alam.
"Harapan saya komunikasi semua pihak lebih baik lagi," ucap Rufaidah.