Jumat, 12 September 2025

Polisi Tembak Polisi

Hakim Wahyu Heran Ricky Rizal Tak Lihat Senpi Ferdy Sambo Karena Teralihkan Suara Adzan Romer

Hakim Wahyu mengaku heran kesaksian Ricky Rizal yang teralihkan dengan suara Adzan Romer padahal di hadapannya baru saja terjadi kasus penembakan.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
Warta Kota/YULIANTO
Hakim Wahyu Heran Ricky Rizal Tak Lihat Senpi Ferdy Sambo Karena Teralihkan Suara Adzan Romer 

Selanjutnya, Hakim Wahyu pun menyatakan dirinya kembali mencecar alasan Ricky Rizal lebih memilih mencari suara Adzan Romer ketimbang melihat kejadian penembakan kepada Brigadir J.

"Luar biasa dong artinya lebih menarik mencari suaranya Romer ketimbang melihat orang yang ditembak?" tanya Hakim Wahyu.

"Maksudnya yang mulia?" tanya lagi Ricky.

"Saudara kan terkejut dan shock melihat saudara Richard menembak korban. Tapi saudara masih sempat memalingkan muka untuk mencari suaranya Romer?" tanya Hakim Wahyu.

"Iya yang mulia," jawab Ricky.

"Artinya lebih menarik suaranya Romer?," tanya Hakim Wahyu.

"Bukan lebih menarik yang mulia tapi karena waktu itu saya reflek mencari suara Romer," jawab Ricky.

Diketahui, Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir Yoshua menjadi korban pembunuhan berencana yang diotaki Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.

Brigadir Yoshua tewas setelah dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Pembunuhan itu terjadi diyakini setelah Putri Candrawathi bercerita kepada Ferdy Sambo karena terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Ferdy Sambo saat itu merasa marah dan menyusun strategi untuk menghabisi nyawa dari Yoshua.

Dalam perkara ini Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuwat Maruf dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada didakwa melakukan pembunuhan berencana.

Kelima terdakwa didakwa melanggar pasal 340 subsidair Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Tak hanya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J, khusus untuk Ferdy Sambo juga turut dijerat dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice bersama Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Chuck Putranto, Irfan Widianto, Arif Rahman Arifin, dan Baiquni Wibowo.

Para terdakwa disebut merusak atau menghilangkan barang bukti termasuk rekaman CCTV Komplek Polri, Duren Tiga.

Dalam dugaan kasus obstruction of justice tersebut mereka didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 subsidair Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau dakwaan kedua pasal 233 KUHP subsidair Pasal 221 ayat (1) ke 2 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan