Jumat, 8 Agustus 2025

Pembunuhan Beracun di Bekasi dan Cianjur

Update Kasus Pembunuhan Berantai Wowon cs, Polisi Sebut 9 Jenazah Korban Sudah Diautopsi

Polisi sebut sembilan jenazah korban pembunuhan Wowon cs sudah diautopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Penulis: Rifqah
Tribun Jakarta/Bima Putra
Jenazah korban pembunuh berantai Wowon Erawan di Bantar Gebang, Bekasi, dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk keperluan otopsi, Jumat (20/1/2023). Polisi sebut sembilan jenazah korban pembunuhan Wowon cs sudah diautopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Sedangkan dua orang lainnya merupakan tenaga kerja wanita (TKW).

"Karena kemarin keluarganya yang hilang pun ada yang tidak melapor," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).

"Korban atas nama Noneng (yang melapor). Sementara yang lainnya tidak ada laporan sampai sekarang," ungkap Hengki.

"Kami yang proaktif mencari apakah ada dari keluarganya yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya termasuk para TKW," imbuhnya.

Kronologi Kasus

Trio tersangka pelaku pembunuhan berantai yang sangat keji di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, yang menelan banyak korban meninggal dengan modus penipuan dan pembunuhan berencana. Dari kiri ke kanan: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35). Polisi sudah menahan ketiganya sejak pertengahan Januari 2023. Polisi sebut sembilan jenazah korban pembunuhan Wowon cs sudah diautopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Trio tersangka pelaku pembunuhan berantai yang sangat keji di Cianjur dan Bekasi, Jawa Barat, yang menelan banyak korban meninggal dengan modus penipuan dan pembunuhan berencana. Dari kiri ke kanan: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35). Polisi sudah menahan ketiganya sejak pertengahan Januari 2023. Polisi sebut sembilan jenazah korban pembunuhan Wowon cs sudah diautopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. (dok. Kompas.com)

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengungkap bahwa pihaknya mengetahui satu keluarga di Bekasi meninggal karena diberi racun atau dibunuh.

Hal itu bermula ketika pihaknya bersama dengan sejumlah tim hali melakukan penyelidikan mendalam dengan cara olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pembunuhan satu keluarga di Bekasi itu.

Temuan pertama, penyidik menemukan adanya sisa bakaran sampah dekat galian di belakang rumah lokasi pembunuhan tersebut.

Kemudian polisi memeriksa sisa bakaran tersebut dan menemukan adanya plastik diduga bekas bungkus racun.

"Petunjuk ini ditemukan dari hasil di TKP," jelas Fadil, Kamis (19/1/2023) lalu.

Kegiatan olah tempat kejadian perkara [TKP kasus pembunuhan berantai di Bekasi oleh komplotan Wowon Erawan cs  di bangunan kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023). Kontrakan ini merupakan TKP kedua kasus pembunuhan berantai oleh komplotan Wowor Erawan dan dilakukan oleh Petugas Labfor dari Bareskrim Polri bersama dengan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota. Polisi sebut sembilan jenazah korban pembunuhan Wowon cs sudah diautopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kegiatan olah tempat kejadian perkara [TKP kasus pembunuhan berantai di Bekasi oleh komplotan Wowon Erawan cs di bangunan kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023). Kontrakan ini merupakan TKP kedua kasus pembunuhan berantai oleh komplotan Wowor Erawan dan dilakukan oleh Petugas Labfor dari Bareskrim Polri bersama dengan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota. Polisi sebut sembilan jenazah korban pembunuhan Wowon cs sudah diautopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. (KOMPAS.com/JOY ANDRE T)

Kemudian bukti tersebut diperkuat juga dengan ditemukannya bercak muntah-muntahan di kamar depan dan belakang kontrakan yang menjadi lokasi pembunuhan.

Akhirnya fakta tersebut semakin jelas setelah dilakukannya pemeriksaan laboratorium terhadap bercak muntahan yang telah ditemukan itu.

"Hasil labfor mengatakan bahwa muntahan tersebut mengandung pestisida yang sangat beracun, larutan pestisida yang sangat berbahaya yang apabila dikonsumsi manusia dapat sebabkan kematian," ungkap Fadil.

Dari situ, Fadil baru bisa menyimpulkan bahwa narasi soal mati keracunan di awal muncul adalah dugaan yang salah.

Baca juga: Bermodal Amplop, Wowon Kelabui TKW Hingga Ratusan Juta Rupiah, Korban Rutin Transfer Tiap Bulan

"Tapi itu adalah pembunuhan," katanya.

Hasil penyelidikan pun mengungkapkan bahwa di dalam ketiga tubuh korban yang meninggal pun terdapat kandungan zat kimia berbahaya yakni pestisida.

Pestisida tersebut diketahui dimasukkan ke dalam kopi yang dikonsumsi para korban.

"Ditemukan unsur kimia berbahaya yang biasa dikenal sebagai racun di dalam kopi yang telah diracik," ucapnya.

(Tribunnews.com/Rifqah) (Wartakotalive.com/Ramadhan L Q)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan