Rabu, 3 September 2025

Polisi Tembak Polisi

Bharada E Panen Simpati, Psikolog: Ada Energi Kejujuran yang Perkuat Rasa Empati untuk Eliezer

Energi ini muncul dari intensitas kejujuran yang disampaikan Richard sebagai Justice Collaborator sekaligus bawahan yang tak dapat membantah perintah

Tribunnews.com/ Ashri Fadilla
Bharada Richard Eliezer alias Bharada E dalam di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2023). Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie mengatakan munculnya berbagai macam emosi, satu diantaranya sedih hingga berujung simpati masyarakat terhadap terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E merupakan hal yang wajar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie mengatakan munculnya berbagai macam emosi, satu diantaranya sedih hingga berujung simpati masyarakat terhadap terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E merupakan hal yang wajar.

Dalam proses munculnya simpati dari emosi sedih ini, kata dia, terdapat energi yang akhirnya muncul dan memunculkan perasaan simpati terhadap Richard.

Energi ini muncul dari intensitas kejujuran yang disampaikan Richard sebagai Justice Collaborator (JC) sekaligus bawahan yang tidak dapat membantah perintah atasannya.

Baca juga: Tangan Bergetar, Luapkan Sedih, Marah hingga Kecewa, Begini Ekspresi Richard Eliezer Baca Pembelaan

"Kita harus pahami, ada juga yang namanya energi, bagaimana kita menangkap 'kok kayaknya ada lebih simpati untuk Richard Eliezer'," kata Liza, dalam tayangan Kompas TV, Jumat (27/1/2023).

Liza menyampaikan bahwa rasa simpati terkadang terbangun begitu saja tanpa harus mengenal terlebih dahulu siapa sosok yang membutuhkan simpati tersebut.

Hal ini kerap terjadi tanpa disadari siapapun dan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa ada energi yang dialirkan dalam momen tersebut.

"Karena itu adalah energi-energi yang tidak bisa berbohong. Seperti misalnya, kita pasti pernah pada satu saat bertemu orang pertama kali benar-benar pertama ketemu, belum pernah kenal, belum tahu dia siapa, tapi bisa langsung suka atau langsung tidak suka. Ini membuktikan secara psikologi ada energi yang tertransfer,"  jelas Liza.

Terlebih proses persidangan ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dan menyita perhatian masyarakat luas, baik yang mengerti masalah hukum maupun mereka yang awam terhadap masalah ini.

"Nah apalagi kemudian persidangan ini berjalan sudah cukup lama ya, jadi di awal sekali ada energi kejujuran yang kita tangkap dan kemudian kita makin merasakan itu ketika semua cerita dia, semua paparan penjelasan itu selalu konsisten dari awal sampai dengan akhir. Nah itu makin memperkuat rasa empati kepada Eliezer," papar Liza.

Baca juga: Perbandingan Pembelaan Richard Eliezer Vs Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi, Kuat Maruf & Ricky Rizal

Oleh karena itu, dirinya menilai wajar jika emosi ini muncul dalam proses interaksi terdakwa dengan publik melalui persidangan.

Bahkan kini muncul pula sekelompok orang yang mendukung Richard Eliezer karena emosi yang terbentuk.

"Jadi wajar sekali dalam kehidupan sosial, kita menggunakan emosi tersebut pada saat berinteraksi," tutur Liza.

Kendati demikian, Liza menekankan bahwa energi yang muncul tentunya tidak akan sama, tergantung pada tulus atau tidaknya orang yang menggunakan emosi itu.

"Tapi bagaimana energi itu tertangkap oleh yang melihat, mendengar, merasakan, nah itu bisa beda. Tergantung dari ketulusan dari dalam orang yang menggunakan emosi tersebut," pungkas Liza.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan