Trending
Tak Hanya Ida Dayak, Ini Pengobatan Alternatif yang Sempat Viral: Ada Ningsih Tinampi hingga Ponari
Selain Ida Dayak, pengobatan alterbatif lainnya yang sempat viral yakni Ponari dukun cilik hingga Ningsih Tinampi.
Penulis:
Linda Nur Dewi R
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM – Belakangan ini pengobatan alternatif Ida Dayak menjadi viral di media sosial.
Diketahui, Ida Dayak disebut bisa mengobati berbagai macam penyakit mulai dari stroke, lumpuh hingga mengembalikan tulang yang patah.
Sosok Ida Dayak dalam pengobatannya menggunakan minyak merah yang selalu dioleskan ke pasien yang membutuhkan pertolongannya.
Minyak itu disebut-sebut yang membuat para pasiennya bisa sembuh.
Dikutip dari Tribunnews, minyak merah itu disebut-sebut warga Kalimantan, khususnya masyarakat Dayak, sudah sejak lama mengenal kemanjuran minyak Dayak atau kemudian identik Minyak Bintang Dayak.
Minyak itu biasanya populer untuk pengobatan tradisional banyak penyakit, terutama terkait permasalahan tulang dan kelumpuhan.
Tentang kisah Minyak Bintan Dayak, berikut ini beberapa fakta dan mitos yang sejak lama mengurat akar di tengah masyarakat Kalimantan.
Bahkan mitosnya, minyak ini dapat digunakan untuk menghidupkan orang mati.
Bagi suku Dayak, minyak sejenis ini di masa perang biasanya dipakai untuk mengobati yang terluka.
Juga disebut minyak kesaktian karena ampuh untuk mengobati luka-luka berat di antaranya patah tulang, tulang remuk dan luka bacok.
Secara khusus, terkadang ada ritual penyembuhan, dan dilakukan pada setengah malam di bawah sinar bintang.
Namun, tak hanya Ida Dayak saja, berbagai pengobatan alternatif lainnya juga sempat viral di masanya.
Berikut berbagai pengobatan alternatif yang sempat viral:
Ponari batu petir

Ingatkah Anda tentang batu petir Ponari?
Ya, pengobatan Ponari sempat heboh karena saat itu bocah yang kala itu duduk di bangku SD itu memiliki batu ajaib yang didapatkannya saat terjadi petir.
Dikutip dari kanal YouTube Ric snt pada Selasa, (28/12/2022) lalu, Ponari mengungkapkan saat itu ia tersambar petir.
Batu tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Mayarakat yang percaya dengan kesaktian batu tersebut berbondong-bondong datang ke rumah Ponari agar dapat sembuh.
Berdasarkan keterangan Ponari, masyarakat yang datang dari berbagai penjuru mulai dari Aceh, Papua hingga Singapura.
Bahkan, saat ditanya Ricky Santoso di kanal YouTibenya, pria yang akrab disebut dukun cilik itu mengaku mendapat uang ratusan juta rupiah per harinya.
“Pernah nggak sehari kayak dapat Rp 100 juta gitu?,” tanya Ricky Santoso.
“Lebih, udah segini (menunjukkan tingginya tumpukan uangnya saat itu),” ujar Ponari.
Namun, pengobatannya berangsur-angsur meredup pada awal tahun 2011.
Hingga akhirnya, Ponari harus kerja bekerja sebagai buruh harian yang dibayar Rp 23.000 tiap harinya.
Ia juga sempat bekerja di perusahaan herbal di Jombang.
Kini, dikutip dari TribunJombang, pria bernama lengkap Mohammad Ponari Rahmatulloh itu pada tahun 2021 melamar sang kekasih bernama Aminatuz Zahroh.
Keduanya diketahui sudah menjalin hubungan sejak 2019 lalu.
Ningsih Tinampi

Pengobatan alternatif selanjutnya yang sempat viral yakni pengobatan Ningsih Tinampi di Jombang, Jawa Timur.
Dikutip dari TribunJatim, Ningsih Tinampi jadi sorotan setelah kerap membantu mengobati banyak orang.
Sosok Ningsih Tinampi juga mencuri perhatian karena niatnya menjadi paranormal imbas mantan suaminya.
Wanita yang kerap dijuluki pembasmi dukun itu menuai perbincangan lantaran background hingga kisahnya meggeluti bidang mistis itu karena mantan suaminya.
Menggeluti dunia mistik dan supranatural sejak 2015, rupanya Ningsih Tinampi memiliki background pendidikan STM Listrik.
Ningsih bercerita dulu dirinya merupakan paranormal keliling.
Pasien yang datang ke pengobatannya juga beragam, mulai dari yang sakit medis hingga non medis seperti terkena santet, guna-guna dan lainnya.
Setelah viral sebagai paranormal keliling dengan biaya yang mahal, Ningsih akhirnya tak memungut biaya sepeserpun.
Setelah sempat menjanda, Ningsih Tinampi kini sudah menikah dengan seorang polisi bernama Agung Winarso dan menjadi ibu Bhayangkari.
Bahkan, Ningsih Tinampi sempat mengobati pasiennya menggunakan baju khas Bhayangkari berwarna merah muda.
Meski mengenakan baju seragam Bhayangkari berwarna pink, dengan kerudung yang senada, Ningsih Tinampi tak canggung mengobati pasiennya.
Ia juga tak sungkan menanyai latar belakang pasien yang akan diobatinya.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJatim/Ignatia) (TribunJombang/Sutono)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.