PDIP Balas Kritik Surya Paloh Soal Revolusi Mental Jokowi: Kalau Ngomong, Bikin Kajian Objektif
Hasto Kristiyanto memberikan respons pidato Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam agenda Apel Siaga Perubahan partai NasDem.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto memberikan respons pidato Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam agenda Apel Siaga Perubahan (ASP) Partai NasDem, Minggu (16/7/2023).
Dalam pidatonya, Surya Paloh menyatakan kalau Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) belum optimal dalam melakukan revolusi mental sebagaimana misi saat maju Pilpres.
Menyikapi hal itu, Hasto memeberikan dua kali sindiran Surya Paloh.
Pertama, Hasto menyindir banyaknya kader NasDem yang meninggalkan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) saat Surya Paloh berpidato.
"(Surya Paloh) menyampaikannya kan ketika pesertanya pada pergi, jadi pesertanya sudah pergi kalau kita lihat monitoringnya," kata Hasto saat ditemui awak media di sela acara Pelatihan Juru Kampanye Ganjar, di Inews Tower, Jakarta, Senin (17/7/2023).
Sindiran kedua, Hasto menilai justru program revolusi mental yang dikedepankan Jokowi terhambat karena Partai NasDem.
Baca juga: 3 Kader Golkar Hadir di Acara NasDem, Airlangga: Surya Paloh Alumni Golkar
Dimana, Hasto menyinggung yakni terkait Jaksa Agung periode pertama Presiden Jokowi menjabat yakni HM Prasetyo.
Menurut Hasto, Jaksa Agung yang merupakan kader NasDem itu telah menyalahgunakan instrumen hukum.
"Tetapi dari evaluasi yang dilakukan, salah satu aspek revolusi mental mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahgunakan hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasaannya," kata Hasto.
Saat menyampaikan respons ini, Hasto terlihat sangat geram dengan pernyataan Surya Paloh.
Baca juga: Tanggapi Kritikan Surya Paloh, Elite PAN Sebut Revolusi Mental Juga Tanggung Jawab NasDem
Sejatinya, Hasto mengaku tidak ingin menanggapi pernyataan itu, akan tetapi hal tersebut harus dijawab, sebab menurut dia, Surya Paloh sudah menyerang Presiden Jokowi.
"Tapi PDIP kan tidak mencampuri urusan partai lain hanya ketika ini sudah menyentuh presiden Jokowi ya kami memberikan tanggapan," katanya.
Atas tanggapannya itu, Hasto meminta kepada pihak manapun termasuk Surya Paloh untuk memberikan kanian yang objektif sebelum menyampaikan pidato kepada publik.
Jangan sampai kata dia, sejatinya ada hal yang seharusnya menjadi koreksi di diri sendiri malah sudah terlanjur disampaikan.
"Ya sebaiknya daripada memercik air didulang ke muka sendiri, ya lebih baik kalau menyampaikan ke kepada masyarakat itu harus disertai suatu kajian yang objektif," tukas dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh membeberkan latar belakang terkait gerakan perubahan yang dicanangkan pihaknya bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (Capres) 2024.
Baca juga: Jokowi Angkat Bicara Disindir Surya Paloh Revolusi Mental Belum Maksimal
Menurut Surya Paloh, gerakan perubahan yang dikedepankan pihaknya tersebut sejalan dengan misi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam melihat fenomena bangsa Indonesia.
Dimana, Jokowi saat menjadi calon presiden di Pemilu 2014 selalu menggaungkan terkait pentingnya melakukan revolusi mental.
Pernyataan itu disampaikan Surya Paloh saat memberikan orasi politiknya di hadapan ribuan kader NasDem dalam acara Apel Siaga Perubahan, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
"Nah ini yang perlu saya ingatkan kepada saudara bahwasanya pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita," kata Surya Paloh, Minggu (16/7/2023).
Dengan dibangunnya misi tersebut oleh Jokowi menjadikan landasan Partai NasDem kata Paloh, mengusung mantan Wali Kota Solo itu sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2014.
"Senafas, sebangun, sejalan dan itulah kenapa ketika pada tahun 2014 pemilu dengan seluruh kekuatan dan harapan, energi yang kita miliki kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu sebagai calon presiden untuk menjadi presiden di negeri ini saudara-saudaraku," ucap Paloh.
Dirinya menyebut, upaya Paloh dalam mendukung Jokowi saat itu dilakukan dengan penuh harapan.
Sebab mereka meyakini kalau dengan upaya itu bisa mewujudkan impian terciptanya revolusi mental seperti apa yag digaungkan oleh Jokowi.
"Kita memberikan dukungan yang totalitas kenapa? karena kita mempunyai keyakinan dengan konsepsi gagasan dan pemikiran yang sama dengan apa yang kita miliki, logika kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara, akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan," tutur dia.
Hanya saja, Paloh menilai bahwa hingga kini tujuan yang ditargetkan itu belum seutuhnya terlaksana.
Hanya saja, Paloh tidak membeberkan secaa detail maksud belum terlaksananya tujuan atau misi dalam membangun revolusi mental tersebut.
"Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani kita nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kita miliki," tukas Paloh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.