Jumat, 19 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kata Pakar Hubungan Internasional soal Pentingnya Indonesia Lakukan Aksi Bela Palestina

Dosen Studi Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah membeberkan pentingnya Indonesia melakukan aksi bela Palestina.

Tribunnews.com/Ashri Fadilla
Aksi Bela Palestina di Kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Minggu (5/11/2023) diwarnai berkibarnya bendera Palestina berukuran raksasa. Dosen Studi Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah, membeberkan pentingnya Indonesia melakukan aksi bela Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Dosen Studi Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah membeberkan pentingnya Indonesia melakukan aksi bela Palestina.

Diketahui, kumpulan aliansi masyarakat termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan aksi bela Palestina di area Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).

Reza berpendapat, aksi bela Palestina sangat penting.

Ia menyinggung sejarah panjang antara Indonesia dengan Palestina.

"Oh, sangat penting. Luar biasa penting," kata Rezasyah dikutip dari YouTube Kompas TV.

Baca juga: Orasi Anies Baswedan di Aksi Bela Palestina: Kita Serukan pada Dunia untuk Tegakkan Keadilan

Ia mengingatkan, ketika awal-awal Indonesia menyatakan kemerdekaan, Imam Besar Masjid Al-Aqsha adalah yang pertama kali memberikan dukungan.

Doanya kala itu menggelegar sehingga membuka mata negara-negara di Timur Tengah.

"Bahwa ada saudara-saudara kita senasib, sepenanggungan, sependeritaan yang ingin memerdekakan diri dan sudah berjuang untuk itu," tutur Reza menjelaskan doa dari Imam Besar Masjid Al-Aqsha.

Doa tersebut kemudian diulangi oleh Presiden ke-1 Indonesia, Ir Soekarno, pada tahun 1955. Dampaknya ketika itu sangat besar.

Di mana ada dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, kata Reza, sudah ada 30 negara Afrika yang merdeka.

Kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat dipadati masa aksi Bela Palestina pada Minggu (5/11/2023) pagi. Mereka beramai-ramai menuju kawasan Monumen Nasional (Monas), titik kumpul akhir dari rangkaian aksi hari ini.
Kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat dipadati masa aksi Bela Palestina pada Minggu (5/11/2023) pagi. Mereka beramai-ramai menuju kawasan Monumen Nasional (Monas), titik kumpul akhir dari rangkaian aksi hari ini. (Tribunnews.com/Ashri Fadilla)

"Jadi, kita punya sejarah batiniah yang sangat kuat dengan Palestina," tuturnya.

Ia lantas menuturkan, saat ini pembicaraan soal Palestina bukan hanya terbatas pada mereka sebagai masyarakat muslim.

Pembicaraan tersebut menyoroti kondisi masyarakat Palestina yang heterogen.

Bagaimanapun, serangan yang dilakukan oleh Israel bisa menghancurkan peradaban dan kebudayaan Palestina.

Jika serangan mematikan ini tak segera dihentikan, sambung Reza, hal itu bisa mengancam peradaban Palestina, bukan hanya secara kuantitas, melainkan juga kualitas.

Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI, Cholil Nafis, mengatakan massa yang hadir di Monas hari ini ingin membulatkan suara untuk menolak keganasan Israel.

“Kami ingin membulatkan suara rakyat Indonesia yang menolak terhadap keganasan Israel," ucapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (4/11/2023), dikutip dari TribunJakarta.com.

"Sehingga besok (hari ini) yang hadir itu adalah semua tingkat agama, masyarakat yang jiwanya terpanggil dan tidak setuju dengan keganasan Israel,” tuturnya.

Kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat dipadati masa aksi Bela Palestina pada Minggu (5/11/2023) pagi. Mereka beramai-ramai menuju kawasan Monumen Nasional (Monas), titik kumpul akhir dari rangkaian aksi hari ini.
Kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat dipadati masa aksi Bela Palestina pada Minggu (5/11/2023) pagi. Mereka beramai-ramai menuju kawasan Monumen Nasional (Monas), titik kumpul akhir dari rangkaian aksi hari ini. (Tribunnews.com/Ashri Fadilla)

Cholil menyatakan, aksi ini digelar dengan tujuan untuk mengupayakan gencatan senjata.

Harapannya, supaya tak ada lagi warga Palestina yang jadi korban.

“Kami menuntut serangan Israel dihentikan. Gencatan senjata sehingga tidak banyak lagi korban, karena yang menjadi korban adalah anak-anak, ibu-ibu, serta orang tua,” katanya.

“Itu kan rakyat sipil yang menjadi korban, itu yang kami tuntut,” ujar Cholil.

Diketahui, aksi akbar bertajuk Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina ini berlangsung sejak pukul 06.00 hingga 10.00 WIB.

Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh nasional.

Mereka di antaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hingga Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

Beberapa tokoh partai politik dengan berbeda kubu di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, juga hadir dan berada di satu panggung.

Hadir, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sekaligus politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani.

Ada juga pendiri Partai Ummat, Amien Rais, hingga eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Fadli Zon, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI juga terlihat hadir dalam acara tersebut.

(Tribunnews.com/Deni/Garudea Prabawati)(TribunJakarta.com/Dionysius Arya Bima Suci)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan