Korupsi KTP Elektronik
Respons Jokowi soal Tudingan Intervensi Kasus e-KTP Setya Novanto yang Diceritakan Agus Rahardjo
Presiden Jokowi tanggapi soal pernyataan Agus Rahardjo yang mengaku diminta Jokowi untuk menghentikan kasus korupsi E-KTP pada 2017 silam.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Suci BangunDS
"Secara substansi saya harus bilang enggak tahu, saya harus jujur mengatakan," kata Bahlil kepada wartawan di Jakarta Pusat pada Senin (4/12/2023).
Bahlil hanya mengatakan, bahwa Presiden Jokowi bukan orang yang kerap bersuara keras saat dalam keadaan emosi.
Menurut nya, jika Presiden Jokowi dalam keadaan marah, ia lebih memilih untuk diam.
Baca juga: Kaesang soal Agus Rahardjo Sebut Jokowi Intervensi KPK di Kasus Setnov: Kasih Bukti, Kok Repot Amat
Bukan tanpa alasan, hal tersebut Bahlil ungkapkan karena dirinya sudah mengenal Jokowi sejak dia menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019 lalu hingga menjadi menteri di kabinet Indonesia Maju saat ini.
"Tapi kalau dibilang bahwa Presiden itu marah-marah, suara keras. Saya ini kan kenal sama Presiden waktu masih ketua HIPMI. Sekarang anggota kabinet," kata Bahlil.
"Bapak (Jokowi) itu enggak pernah suara keras. Bapak itu palingan kalau marah itu diam. Enggak pernah saya dengar suara keras," sambungnya.
Kemudian, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan atau Zulhas memilih untuk irit bicara soal kasus tersebut.
Ia meminta kepada awak media untuk menanyakan pengakuan tersebut kepada penegak hukum langsung.
"Tanya sama aparat hukum lah ya, tanya sama aparat, enggak ngerti saya," kata Zulhas selepas Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TKN dan TKD Prabowo-Gibran di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).
Sedangkan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, mempertanyakan kesaksian dari Agus Rahardjo itu.

Fadli heran, mengapa Agus Rahardjo baru buka suara mengenai tudingan pernah diminta Presiden Jokowi menghentikan kasus e-KTP, padahal perkaranya sudah berlangsung sejak lama.
Seharusnya, kata dia, Agus mengungkap kesaksian tersebut setelah dipanggil Presiden Jokowi.
"Jadi kalau semua informasi digali-gali terlihat hanya untuk menjadi amunisi di dalam Pilpres."
"Tentu kita sangat sayangkan, kenapa tidak disampaikan pada waktu itu. Kenapa pak Agus baru ngomong sekarang?" kata Fadli Zon selepas Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TKN dan TKD Prabowo-Gibran di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).
Fadli pun menilai, kesaksian Agus tersebut justru terkesan hanya menjadi alat kepentingan politik oleh pihak tertentu.
"Jadi justru yang saya sayangkan kalau memang itu terjadi kenapa baru ngomong sekarang, di saat kita sedang kampanye."
"Kan itu artinya langsung atau tidak langsung menjadi alat kampanye untuk kepentingan-kepentingan tertentu," ujarnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Taufik Ismail/Ibriza Fasti/Igman Ibrahim)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.