3 Kasus Pembunuhan Sadis Tewaskan Wanita, Komnas Perempuan Minta Segera Bentuk Femisida Watch
Biasanya, cemburu, ketersinggungan maskulinitas, menolak bertanggung jawab, kekerasan seksual, menolak perceraian atau pemutusan hubungan menjadi
"Kerentanan perempuan menjadi korban femisida juga dialami oleh perempuan disabilitas, perempuan pekerja seks dari pengguna jasanya dan mucikari, transpuan dan perempuan dengan orientasi seksual minoritas,"kata Komisioner Komnas Perempuan, Rainy M Hutabarat.
Menurut Rainy, femisida intim biasanya diiringi dengan kekerasan fisik, kekerasan psikis, penelantaran ekonomi, dan tidak adanya lingkungan yang mendukung untuk melindungi korban.
Adapun motif pelaku dalam kasus femisida biasanya dilatar belakangi banyak hal. Pembedanya dengan pembunuhan ialah adanya motivasi gender.
Biasanya, cemburu, ketersinggungan maskulinitas, menolak bertanggung jawab, kekerasan seksual, menolak perceraian atau pemutusan hubungan menjadi motif si pelaku.
"Motif-motif tersebut menggambarkan superioritas, dominasi, hegemoni, agresi maupun misogini terhadap perempuan serta rasa memiliki perempuan, ketimpangan relasi kuasa laki-laki terhadap perempuan. Termasuk dari kasus-kasus yang terjadi beberapa hari ini,” ujar Rainy Hutabarat.
Baca juga: Viral Mobil Brimob Dicuri di Bandara Papua, Polisi Berlarian Kejar Pelaku, Dor Dor Dor !
Dengan rentannya posisi perempuan untuk menjadi korban, negara diharapkan untuk membangun mekanisme pencegahan.
Selain itu, penanganan kasus-kasus femisida secara hukum juga harus melibatkan aparat penegak hukum yang mumpuni.
Hal itu bertujuan agar saat mengidentifikasi korban, mereka dapat menggali fakta terkait faktor-faktor seperti relasi kuasa, rentetan KDRT, ancaman dan upaya manipulasi yang dilakukan pelaku, atau kekerasan seksual.
“Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum dan petugas layanan korban dalam mengidentifikasi femisida dan membangun penilaian tingkat bahaya bagi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan sangat diperlukan," kata Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi.
| Komnas HAM: Publik Berhak Tahu Fakta Demo Ricuh Agustus 2025 |
|
|---|
| Tim Independen LNHAM Pencari Fakta Rusuh Agustus 2025 Dibentuk Atas Inisiasi 6 Lembaga Nasional |
|
|---|
| Kesetaraan Gender Masih Terpinggirkan dalam Praktik ESG Perusahaan |
|
|---|
| Represi Aparat di Aksi Protes Perpanjang Sejarah ‘September Hitam’, Pemerintah Diminta Bertindak |
|
|---|
| Anwar BAB Bongkar Vika Kolesnaya Hamil 4 Bulan, Billy Syahputra Adakan Gender Reveal 12 September |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.