Inilah cerita kreatif Lilik Dwi Fajar Riyanto (32), perajin gamelan asal Boyolali, sang peraih SATU Indonesia Award 2021 dari Astra.
Selain Giyarto, ada juga pemuda bernama Nardi (22), dirinya baru sekitar 3 bulan bekerja bersama Fajar.
Dalam memproduksi gamelan, Nardi juga memiliki tugas di bagian finishing.
"Ini pertama kali saya bekerja di bagian produksi gamelan, seru, bisa juga mengerti musik tradisional, dan dapat dibilang ikut serta menjadi bagian melestarikan," katanya.
Bangkit dari Pandemi Covid-19
Lilik Dwi Fajar Riyanto (32), perajin gamelan asal Boyolali, sang peraih SATU Indonesia Award 2021 dari Astra, saat ditemui Tribunnews, Selasa (21/10/2023). Dirinya memiliki workshop kreatif gamelan di Boyolali, Jawa Tengah, bernama CV Berkah Bopo. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))
Cerita ‘babak belur’ akibat pandemi Covid-19 turut serta menyertai perjalanan Fajar dan produksi gamelannya.
Paceklik pesanan, omzet sudah tentu turun, bahkan sampai 40 persen.
Dirinya sempat merugi di awal pandemi, lantaran pesanan-pesanan yang datang sebelum Covid-19 merajalela, harus di-hold saat itu.
Pesanan gamelan itu datang dari beberapa dinas, namun karena pandemi, membuat anggaran dikurangi, sehingga berdampak pada gamelan yang sudah diproduksi Fajar.
“Pandemi Covid-19, jadi cerita tersendiri bagi kami, kami sempat rugi, pesanan sedikit, bahkan merumahkan setengah karyawan, itu hal berat bagi kami,” ujar Fajar.
Namun tak patah arang, Fajar makin mengencangkan promosi lewat online, memanfaatkan media sosial seperti TikTok, Instagram hingga Facebook.
Segala rupa konten untuk sosial media dibuat, hasilnya efektif menambah nilai jual dan memperluas pangsa pasar.
Dirinya juga mendatangi dinas-dinas yang melakukan pengadaan gamelan, hingga mengajukan company profile CV Berkah Bopo.
Pesanan-pesanan pun berdatangan lagi dari dinas hingga perorangan, ada dalang juga seniman.
Omzet CV Berkah Bopo pun akhirnya berangsur membaik, walaupun belum genap 100 persen seperti sediakala.
Dan setidaknya, dirinya dapat mengantongi omzet sekitar Rp100 juta bahkan lebih dalam setahun.
“Sekarang kami baru mengerjakan pesanan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, dinas di Kabupaten Semarang, juga ada perorangan,” kata Fajar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.