Senin, 1 September 2025

Pagar Laut 30 Km di Tangerang

Misteri Terbitnya Sertifikat Pagar Laut, Nusron Sebut Ada Pemalsuan, Mahfud Duga Ulah Orang Dalam

Mahfud MD ikut menanggapi soal masalah Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut yang ada di perairan Tangerang.

Kolase Tribunnews
Pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer di perairan Kabupaten Tangerang.  Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM)  pagar laut ternyata sudah terbit sejak tahun 2023 di Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM)  pagar laut ternyata sudah terbit sejak tahun 2023 di Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR).

Menteri Agraria Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid, membenarkan terdapat sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) yang terbit di kawasan pagar laut Tangerang itu.

Baca juga: Menteri Nusron Wahid Klaim Terbitnya Sertifikat HGB di Perairan Surabaya karena Itu Dulunya Tambak

Hal tersebut juga sesuai temuan-temuan masyarakat yang diperoleh melalui aplikasi BHUMI ATR/BPN dan hasilnya diunggah di media sosial.

"Kami mengakui atau kami membenarkan ada sertifikat yang berseliweran di kawasan pagar laut sebagaimana yang muncul di banyak medsos," ujar Nusron dalam keterangan pers, Senin (20/1/2025), dikutip dari kanal Youtube Kompas TV. 

Baca juga: Pemerintah Tiba-tiba Sebut SHGB dan SHM Area Pagar Laut Tangerang Cacat Hukum, Pelaku Orang Dalam?

Nusron mengungkapkan, jumlahnya terdapat 263 bidang dalam bentuk SHGB, dengan rinciannya atas nama PT Intan Agung Makmur sebanyak 234 bidang, atas nama PT Cahaya Inti Sentosa sebanyak 20 bidang, dan atas nama perorangan sebanyak 9 bidang. 

Selain SHGB, terdapat pula SHM yang terbit di kawasan pagar laut Tangerang dengan jumlah 17 bidang. 

"Jadi berita yang muncul di media tentang adanya sertifikat tersebut setelah kami cek, benar adanya, lokasinya pun benar adanya, sesuai dengan aplikasi BHUMI, yaitu di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang," kata Nusron.

Ada Pemalsuan

Nusron Wahid menyebut, ada perbedaan antara kasus pagar laut di Tangerang, Banten dan di Bekasi, Jawa Barat.

Nusron mengatakan, kasus pagar laut di pesisir Tangerang terjadi lantaran ditemukannya SHGB dan SHM cacat prosedural dan material.

Ia menjelaskan, setelah dilakukan pencocokan data, beberapa dari 266 SHGB dan SHM ditemukan berada di kawasan tersebut berada di luar garis pantai alias berada di atas laut.

"Ada beberapa dari 266 itu yang memang terbukti berada di luar garis pantai dan itu akan kita tinjau ulang," kata Nusron, kepada wartawan di Desa Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, pada Rabu (22/1/2025).

Adanya area di luar garis pantai tersebut menyebabkan beberapa lahan tidak bisa disertifikasi dan tidak boleh menjadi privat properti.

"Dari hasil peninjauan dan pemeriksaan terhadap batas di luar garis pantai, itu tidak boleh menjadi privat properti," ucap Nusron.

"Maka itu ini tidak bisa disertifikasi, dan kami memandang sertifikat tersebut yang di luar (garis pantai) adalah cacat prosedur dan cacat material," lanjutnya.

Dengan demikian, sejumlah SHGB dan SHM itu secara otomatis dicabut dan dibatalkan status hak atas tanahnya tanpa harus melalui proses pengadilan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan