Selasa, 19 Agustus 2025

Reshuffle Kabinet

Isu Reshuffle Kabinet Mencuat, Dasco Sebut ada Menteri tak Seirama, Siapa?

100 hari lebih pemerintahan Prabowo-Gibran berjalan, isu reshuffle atau perombakan kabinet mencuat, ada menteri yang tak seirama dengan presiden.

DOK TRIBUNNEWS/Taufik Ismail/Jeprima
KODE KERAS - Presiden RI Prabowo Subianto saat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, beberapa waktu lalu. Pada acara puncak acara Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025), Prabowo menyinggung peluang adanya reshuffle kabinet merah putih setelah lewat 100 hari pemerintahannya. 100 hari lebih pemerintahan Prabowo-Gibran berjalan, isu reshuffle atau perombakan kabinet mencuat, ada menteri yang tak seirama dengan presiden. 

"Belum (ada kabar reshuffle), lagi kerja, lagi kerja," kata dia.

Baca juga: Sinyal Reshuffle Kabinet dari Presiden Prabowo, Menteri PKP: Sebagai Pembantu Saya Harus Siap

Ditemui di lokasi yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono juga menyatakan dirinya belum pernah mendengar ada isu reshuffle di kabinet. 

"Saya belum tahu malahan," kata Sugiono.

Saat disinggung lebih jauh soal pernyataan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang mendengar keluhan kalau ada menteri yang masih belum seirama, Sugiono enggan menimpali. 

Menurut dia, pernyataan tersebut bisa dipastikan kembali
kepada Dasco. 

"Bilang sama bang Dasco aja tadi kan bang Dasco (yang bilang)," kata dia.

Sementara itu Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI Maruarar Sirait
menyatakan sejatinya keputusan melakukan reshuffle adalah murni menjadi
kewenangan mutlak Presiden RI. 

Menurut dia, seluruh menteri harus siap dengan apapun keputusan Presiden nantinya terhadap komposisi kabinet.

"Ya itu kan haknya prerogatif dari presiden ya, jadi tentunya presiden memiliki hak sesuai dengan konstitusi ya," kata dia. 

"Harus dihormati dan itu tentunya para menteri harus siap, siapapun yang direshuffle tentunya harus siap, itu adalah kewenangan penuh presiden," kata Ara.

Baca juga: Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Butuh Evaluasi dan Reshuffle untuk Memaksimalkan Kinerja

Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menilai Presiden
Prabowo Subianto terlalu cepat jika melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat. 

Dia menyebut 100 hari tidak bisa mengukur kinerja para menteri. "Sebenarnya 100 hari ini enggak bisa kita mengukur bahwa kinerja sebuah pemerintahan itu buruk atau tidak buruk. Enggak cukup waktunya. Tapi apakah dia punya tren positif atau tidak. Ada kesalahan fatal atau tidak," ujar Doli.

Golkar, kata Doli, tidak khawatir jika ada kadernya yang menjadi menteri kena reshuffle di kabinet merah putih. Apalagi, kader partai berlambang pohon beringin itu paling banyak mengisi jabatan menteri.

"Masing-masing partai ini kan memberikan kader terbaik, apalagi Golkar. Ada 8 kader terbaik kami, termasuk ketua umum kami loh ya. Ketum itu kan adalah kader terbaik partai. Makanya karena dia terbaik, makanya dipilih jadi ketum," jelasnya. 

"Ya biasa saja. Selama yang penting presiden kasih tugas apa, dikerjakan," sambungnya.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan