Minggu, 10 Agustus 2025

Pilkada Serentak 2024

CSIS: Incumbent Tak Jamin Kemenangan di Pilkada 2024

Inilah faktor yang membuat incumbent bisa kalah di Pilkada 2024, tidak ada jaminan menang.

Gita Irawan/Tribunnews.com
STATUS INCUMBENT - Peneliti politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes usai diskusi tentang "Demokrasi dan Penegakan HAM di Masa Depan" di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, pada Jumat (9/8/2019). Arya Fernandes menilai status incumbent tidak terlalu berpengaruh dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai status incumbent tidak terlalu berpengaruh dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Dalam diskusi bertajuk "Jelang Pelantikan Kepala Daerah Terpilih: Perubahan Peta Politik Lokal dan Arah Pemilihan Langsung ke Depan" yang berlangsung di Auditorium CSIS, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (19/2/2025), Arya menjelaskan bahwa tidak ada jaminan seorang petahana akan kembali terpilih.

“Yang pertama kita menemukan dalam status incumbent atau yang sering juga disebut dengan incumbency itu ternyata belum berpengaruh pada terpilih atau tidak terpilihnya seseorang dari 37 provinsi yang melaksanakan Pilkada. Misalnya itu sejumlah incumbent yang juga beberapa di antaranya berasal dari partai-partai besar itu juga mengalami kekalahan,” ungkap Arya.

Arya menyebut bahwa kekalahan petahana terjadi di berbagai daerah, termasuk Sumatera Utara, Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara. Bahkan, provinsi yang menjadi basis partai besar seperti PDI Perjuangan juga mengalami kekalahan bagi calon incumbent-nya.

“Misalnya itu terjadi pada beberapa provinsi, misal ada di Provinsi Sumatera Utara incumbent banyak salah, juga di Provinsi Bangka Belitung, di Provinsi Sulawesi Utara yang juga adalah basisnya PDI Perjuangan, dan juga di beberapa provinsi besar di Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: Surya Paloh Minta Kepala Daerah NasDem Tak Lagi Pikirkan Kepentingan Keluarga Jika Sudah Dilantik

Lebih lanjut, Arya menekankan bahwa status petahana belum tentu mempengaruhi pandangan pemilih. 

Dalam beberapa kasus, terutama di tingkat gubernur maupun kabupaten/kota, kandidat dari generasi baru justru mampu mengalahkan petahana dalam kontestasi Pilkada.

Sebagai contoh, Arya menyoroti kemenangan Andra Soni di Banten yang berhasil mengalahkan tokoh kuat dari dinasti politik besar di daerah tersebut.

“Pak Andra Soni di Banten juga mengalahkan satu strongman besar, dinasti politik besar di Banten, dan berhasil tampil sebagai gubernur,” pungkasnya.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan