Rabu, 27 Agustus 2025

Hasto Kristiyanto dan Kasusnya

Puluhan Satgas Cakra Buana PDIP Kawal Pemeriksaan Hasto di KPK Hari Ini

Puluhan Satgas Cakra Buana terlihat mengawal pemeriksaan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama
CAKRA BUANA PDIP - Puluhan Satgas Cakra Buana terlihat mengawal pemeriksaan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK, Kamis (20/2/2025). Mereka mengenakan seragam serba hitam serta baret merah dan sedang berbaris di depan Gedung Merah Putih KPK. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan Satgas Cakra Buana terlihat mengawal pemeriksaan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (20/2/2025).

Pantauan Tribunnews, mereka mengenakan seragam serba hitam serta baret merah. 

Baca juga: Hasto PDIP Pastikan Akan Penuhi Panggilan KPK Besok: Saya Akan Hadir Didampingi Penasihat Hukum

Saat ini Satgas Cakra Buana sedang berbaris di depan Gedung Merah Putih KPK.

Diketahui KPK menjadwalkan memeriksa Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, hari ini. 

Hasto bakal diperiksa penyidik sebagai tersangka kasus dugaan suap pengurusan PAW anggota DPR dan perintangan penyidikan. 

Pemanggilan pemeriksaan ini merupakan yang kedua kalinya dilayangkan KPK lantaran Hasto tidak hadir dalam pemeriksaan Senin (17/2/2025) lalu. 

Saat itu, Hasto beralasan sedang mengajukan praperadilan lagi setelah gugatannya tidak diterima Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). 

"KPK akan tetap melaksanakan proses penyidikan sesuai dengan aturan hukum dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini adalah surat panggilan kedua sebagai tersangka untuk hari Kamis tanggal 20 Februari 2025," kata Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, Rabu (19/2/2025).

Muncul spekulasi Hasto bakal ditahan KPK seusai pemeriksaan hari ini. 

Baca juga: Hasto Kristiyanto Sebut Ada 4 Perjuangannya Melawan Jokowi yang Buat Dirinya Jadi Tersangka KPK

Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Direktur Penyidikan (Dirdik) KPK, Asep Guntur Rahayu, menyatakan upaya paksa penahanan akan dipertimbangkan penyidik setelah proses pemeriksaan. 

Untuk itu, penyidik menunggu dan mengimbau Hasto untuk hadir dalam pemeriksaan hari ini. 

"Jadi kita akan pertimbangkan besok tentunya juga. Karena penahanan itu tidak bisa dari sekarang. Ditunggu saja. Mudah-mudahan tadi kan sudah diimbau. Mudah-mudahan yang bersangkutan datang," kata Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2025). 

Asep menjelaskan, terdapat dua alasan utama bagi penyidik untuk melakukan upaya paksa penahanan. 

Pertama, alasan objektif, yakni ancaman hukuman dari pasal yang disangkakan terhadap tersangka lebih dari 5 tahun. 

Kedua, alasan subjektif, yakni tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri atau mengulangi kejahatan, atau menghilangkan barang bukti. 

"Kita melihat bahwa apakah pasal yang dipersangkakan itu ancamannya, kalau ancamannya 5 tahun atau lebih itu dapat ditahan. Nah, kemudian juga kita ada alasan, misal mau melarikan diri atau mau mengulangi kejahatan atau menghilangkan barang bukti. Itu juga alasan untuk dilakukan penahanan," katanya. 

Sementara itu, tim hukum Hasto memastikan kliennya akan datang memenuhi panggilan pemeriksaan tim penyidik KPK pada hari ini. 

"Besok datang," kata tim kuasa hukum Hasto, Johannes Tobing di kantor Dewan Pengawas (Dewas) KPK, Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Tim hukum PDIP sempat meminta KPK menunda pemeriksaan terhadap Hasto karena tengah mengajukan praperadilan lagi. 

Namun, Johannes menyebut Hasto akan datang ke KPK sesuai dengan surat panggilan yang diterima.

"Sesuai dengan surat panggilan. Surat panggilan kan pagi," katanya.

KPK diketahui menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka kasus dugaan suap pengurusan PAW anggota DPR dan dugaan perintangan penyidikan pada 22 Desember 2024. 

Kasus yang menjerat Hasto ini merupakan pengembangan dari penyidikan kasus mantan caleg PDIP Harun Masiku yang telah buron selama sekitar 5 tahun. 

Hasto diduga menjadi sponsor suap Harun Masiku kepada Wahyu Setiawan selaku komisioner KPU. Selain itu, Hasto diduga memerintahkan Harun untuk merendam handphone dan melarikan diri.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan