Keponakan Prabowo Subianto: Danantara Bukan Hal Baru, Ini Impian Soemitro Djojohadikusumo
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkap kalau sejatinya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) bukanlah suatu hal yang baru.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus keponakan Presiden RI Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkap kalau sejatinya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bukanlah suatu hal yang baru.
Kata Saraswati, BPI Danantara merupakan ide lama yang digagas ayah kandung Prabowo Subianto sekaligus ekonom ternama, Soemitro Djojohadikusumo.
Soemitro sendiri merupakan kakek dari Rahayu Saraswati Djojohadikusumo jalur sang ayah yakni Hashim Djojohadikusumo.
"Dan terutama juga soal Danantara tadi, itu adalah impian dari Profesor Doktor Sumitro Djojohadikusumo, jadi bukan hal baru," kata Saraswati dalam acara Bedah Buku berjudul 'Prabowo Subianto: Jenderal Penakluk Sejarah Presidensial' di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Baca juga: Prabowo Bertemu 8 Pengusaha di Istana, Bahas Program MBG hingga Danantara
Sebagai informasi, BPI Danantara sendiri baru diresmikan Prabowo Subianto dengan menggandeng para mantan Presiden RI Joko Widodo hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, pada 24 Februari 2024.
Kata dia, tak hanya Danantara, beberapa program kerja pemerintahan Prabowo Subianto juga merupakan perjuangan yang sudah sejak lama dilakukan.
Termasuk kata dia, soal upaya Prabowo dalam melakukan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Baca juga: Anggota DPR Minta Pertanggungjawaban Negara, Usulkan Ambil Alih Sritex Lewat BUMN Atau Danantara
"Kalau kakak-kakak mengupas itu semua pasti akan terlihat misalnya soal Danantara sekarang, dengan Asta Cita dan seterusnya," kata dia.
"Itu hanya different form dari apa yang diperjuangkan dari dulu, dan kalau misalkan kakak-kakak pernah membedah paradoks Indonesia-nya Pak Prabowo, itu juga dari tahun kapan, dari 2014 itu selalu, dan di diklat kita itu selalu disampaikan," ujarnya.
Diketahui, Danantara adalah Badan Pengelola Investasi.
Badan ini merupakan hasil perpaduan antara Otoritas Investasi Indonesia dan unsur Badan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Berdasarkan revisi UU BUMN yang diterima Tribunnews.com, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara adalah lembaga yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengelolaan BUMN.
Badan tersebut bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Dalam, pasal 3E Undang-undang tersebut Danantara berwenang mengelola Dividen Holding Investasi, Holding Operasional dan BUMN.
Selain itu Danantara berwenang untuk menyetujui penambahan dan/atau pengurangan penyertaan modal pada BUMN yang bersumber dari pengelolaan dividen. Kemudian menyetujui Restrukturisasi BUMN termasuk Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan.
Danantara juga berwenang membentuk Holding Investasi, Holding Operasional, dan BUMN; lalu, menyetujui usulan hapus buku dan/atau hapus tagih atas aset BUMN yang diusulkan oleh Holding Investasi, atau Holding Operasional; dan mengesahkan dan mengkonsultasikan kepada DPR RI atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Holding Investasi dan Holding Operasional.
Danantara nantinya terdiri dari Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana.
Dewan Pengawas terdiri dari Menteri BUMN sebagai Ketua merangkap anggota; lalu perwakilan dari Kementerian keuangan sebagai anggota; dan Pejabat negara atau pihak lain yang ditunjuk oleh Presiden sebagai anggota.
Sementara Badan Pelaksana berjumlah 6 (enam) orang dari unsur profesional.
Salah satu anggota Badan Pelaksana diangkat menjadi Kepala Badan.
Seluruh anggota Badan Pelaksana diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Masa jabatan anggota Badan Pelaksana adalah lima tahun dan dapat diangkat kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Presiden Prabowo pada 17 Februari lalu mengatakan bahwa bahwa Danantara bertujuan untuk optimalisasi pengelolaan BUMN melalui konsolidasi dana Investasi.
"Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada di pengelolaan bumn itu nanti akan dikelola dan kita beri nama Danantara," katanya.
Presiden juga sempat menyinggung soal, penamaan Danantara. Nama tersebut berasal dari nama Daya Anagata Nusantara.
Daya kata Prabowo artinya energi kekuatan.
Sementara Anagata berarti masa depan. Kemudian Nusantara adalah tanah air.
"Jadi artinya Danantara ini kekuatan ekonomi, dana investasi yang merupakan energi kekuatan masa depan Indonesia, kekayaan negara dikelola dihemat untuk anak dan cucu kita," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.