Rabu, 20 Agustus 2025

UGM hingga Teman Kuliah Buka Suara Soal Skripsi dan Ijazah Jokowi, Ungkap Font Huruf dan Nomor Seri

Sigit menjelaskan bahwa pada masa itu, penggunaan gaya huruf Times New Roman untuk sampul skripsi dan ijazah sudah umum.

Tangkapan layar dari situs Universitas Gadjah Mada (UGM)
SKRIPSI JOKOWI - Skripsi dari Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) saat menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1985. Adapun muncul tudingan bahwa ijazah dan skripsi Jokowi adalah palsu. UGM hingga teman angkatan Jokowi pun langsung memberikan bantahan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tudingan mengenai skripsi dan ijazah palsu milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilontarkan oleh mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, mendapat tanggapan keras dari pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) dan teman-teman kuliah Jokowi. 

Tuduhan yang beredar di media sosial ini menimbulkan kegaduhan, terutama karena Rismon menyebutkan bahwa gaya huruf atau font Times New Roman yang digunakan dalam penulisan sampul skripsi dan nomor seri ijazah Jokowi tidak sesuai dengan era 1980-an hingga 1990-an.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menegaskan bahwa ijazah dan skripsi milik Jokowi adalah asli dan dapat diverifikasi.

Menurutnya, banyak teman-teman satu angkatan Jokowi yang mengenal dengan baik keaktifan Jokowi selama kuliah di UGM.

“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa, beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” kata Sigit dalam keterangan resmi UGM, Sabtu (22/3/2025).

 

Baca juga: BREAKING NEWS: Setelah Kepala Babi, Kantor Redaksi Tempo Diteror 6 Bangkai Tikus Dipenggal

 

Sigit menjelaskan bahwa pada masa itu, penggunaan gaya huruf Times New Roman untuk sampul skripsi dan ijazah sudah umum. 

Bahkan, di sekitar kampus UGM ada percetakan yang menggunakan mesin untuk mencetak sampul dengan gaya huruf tersebut. 

Hal ini menurut Sigit, semestinya juga diketahui oleh Rismon karena yang bersangkutan juga berkuliah di UGM. Selain itu seharusnya Rismon juga membandingkan skripsi dari mahasiswa Fakultas Kehutanan lain yang terbit pada tahun serupa.

“Faktanya ada mesin percetakan di Sanur dan Prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM,” katanya.

 

 

Selain itu, mengenai nomor seri ijazah Jokowi yang menjadi perdebatan, Sigit menjelaskan bahwa pada saat itu, Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan penomoran ijazah yang berbeda. Nomor ijazah ditentukan berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang lulus, dengan tambahan singkatan fakultas (FKT) di belakangnya.

 

Baca juga: Hubungan dengan PDIP Memanas, Jokowi: Rakyat Lebih Senang Lihat Pemimpin Harmonis, Bukan Konflik

 

Senada dengan Sigit, Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang, yang juga senior Jokowi saat kuliah, menyatakan bahwa pada tahun tersebut sudah ada tempat percetakan yang menggunakan komputer untuk mengetik, termasuk untuk mengolah data statistik. 

“Jangan heran di sekitar UGM juga sudah ada jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC, saya sempat pakai buat mengolah data statistik.m” kata Awang.

Ia pun menganggap tuduhan yang menyerang UGM dan Jokowi ini tidak berdasar. 

Menurutnya tuduhan itu lebih mengarah kepada hoaks atau informasi bohong karena tidak dibarengi dengan analisis sesuai fakta. Ia mengira hal ini sengaja dimunculkan demi mencari sensasi semata.

“Dia (Jokowi) lulus dari sini dan buktinya ada kok,” katanya.

Prono Jiwo, teman satu angkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM, juga memberikan penjelasan serupa.

Prono mengaku bahwa dirinya dan Jokowi lulus bersama pada tahun 1985.

 

JOKOWI DAN PDIP - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo saat ditemui di kediaman Sumber, Banjarsari, Jumat (14/3/2025). Jokowi mengaku tak tahu-menahu mengenai isu putusan yang dilempar kubu PDIP yang memintanya tidak dipecat dan Hasto harus mundur.
JOKOWI DAN PDIP - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo saat ditemui di kediaman Sumber, Banjarsari, Jumat (14/3/2025). Jokowi mengaku tak tahu-menahu mengenai isu putusan yang dilempar kubu PDIP yang memintanya tidak dipecat dan Hasto harus mundur. (Tribun Solo/Ahmad Syarifudin)

 

Baca juga: IHSG Bergerak Zig-zag dengan Tendensi Turun ke 6.380,78, Sebanyak  274 Saham Merosot

 

Menurutnya, gaya huruf pada ijazah Jokowi mirip dengan ijazahnya sendiri, yang juga ditandatangani oleh Rektor Prof. T. Jacob dan Dekan Prof. Soenardi Prawirohatmodjo. Perbedaan hanya terletak pada nomor kelulusan.

 

“Ijazah saya bisa dibandingkan dengan ijazahnya Pak Jokowi. Semua sama kecuali nomor kelulusan ijazah dari Universitas dan Fakultas,” katanya.

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan