Sabtu, 6 September 2025

Teror Kepala Babi

Hasan Nasbi Samakan Reaksi Cica Jurnalis Tempo soal Kepala Babi dengan Warga Sikapi Bom Thamrin

Hasan Nasbi menyebut respons bercanda dari Cica menyikapi teror kepala babi yang ditujukan kepadanya dengan warga merespons saat bom Thamrin.

Tribunnews.com/Taufik Ismail
TEROR KEPALA BABI - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Istana Kepresidenan, Senin (3/3/2025). Hasan menyebut respons bercanda dari Cica menyikapi teror kepala babi yang ditujukan kepadanya dengan warga merespons saat bom Thamrin. Hal ini disampaikannya pada Minggu (23/3/2025). (Taufik Ismail). 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Komunikasi Kepresidenan/PCO, Hasan Nasbi, kembali buka suara terkait teror berupa pengiriman kepala babi ke kantor media Tempo yang ditujukan kepada jurnalis sekaligus host siniar Bocor Alus Tempo, yaitu Francisca Christy Rosana alias Cica.

Sebelumnya, pernyataan Hasan Nasbi sempat disorot publik setelah meminta agar kepala babi yang dikirim tersebut agar dimasak saja pada Jumat (21/3/2025).

Kini, dia salut akan respons yang diberikan oleh Cica terkait teror kepala babi yang ditujukan kepadanya yaitu berupa candaan.

Hasan menganggap respons semacam itu akan membuat pesan yang disampaikan peneror kepada Cica justru tidak tersampaikan.

"Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu," kata Hasan, Sabtu (22/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

Meski mengaku kerap tidak setuju dengan Tempo, Hasan kali ini setuju atas respons yang dibuat Cica terkait teror kiriman kepala babi tersbeut.

Dia menganggap respons Cica justru tidak memperkuat teror dan membuat peneror semakin frustrasi.

"Menurut saya, kalau dilecehkan begitu, kan si pelaku KPI-nya enggak sampai. Tujuannya enggak sampai. Saya rasa kalau sekaligus dimasak, jedot-jedotin kepala itu si peneror. Ya gimana, gagal deh," ucap Hasan.

Dia pun membandingkan respons Cica tersebut dengan cara warga menyikapi teror bom Thamrin yang terjadi pada 2016 silam.

Baca juga: Kronologi Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Kantor Tempo

Ketika itu, warga justru dianggap tidak takut akan teror bom yang disebarkan peneror tersebut.

Bahkan, ada warga yang tetap berjualan sate hingga gorengan ketika peristiwa teror tersebut terjadi.

"Itu aktor intelektualnya pasti stres berat. Kan targetnya si peneror bukan soal berapa jumlah korban dan berapa ledakannya, tapi warga Jakarta enggak takut. Jadi KPI-nya enggak kesampaian," jelas dia.

Selanjutnya, dia menjelaskan terkait respons sebelumnya yang meminta kepala babi tersebut dimasak saja.

Hasan mengungkapkan, pernyataannya tersebut menjadi wujud teror semacam itu sudah ketinggalan zaman.

Sehingga, dia membantah ketika pernyataannya itu dianggap mengkerdilkan kebebasan pers.

Kini, Hasan pun mendorong agar pihak Tempo melaporkan teror tersebut ke kepolisian agar ditindaklanjuti.

"Kita kan enggak tahu urusan mereka dengan siapa. Tapi yang diminta tanggapan Istana. Makanya saya merasa ya proporsional saja menjawabnya."

"Menurut saya kalau dilaporkan ke polisi, polisi harus cari tahu tuh siapa yang mengirimkan itu. Tapi dari sisi kita, kita kan enggak tahu apa-apa. Dari sisi si wartawan Tempo itu sudah benar," tegasnya.

Kronologi Teror Kepala Babi, Diterima Cica usai Liputan

TEROR KEPALA BABI - Kantor Tempo di Jakarta mendapatkan teror berupa kiriman paket berisi kepala babi dari orang tak dikenal pada Kamis (19/3/2025). Paket tersebut ditujukan untuk wartawan Tempo yang juga host 'Bocor Alus' bernama Francisca Christy Rosana atau Cica.
TEROR KEPALA BABI - Kantor Tempo di Jakarta mendapatkan teror berupa kiriman paket berisi kepala babi dari orang tak dikenal pada Kamis (19/3/2025). Paket tersebut ditujukan untuk wartawan Tempo yang juga host 'Bocor Alus' bernama Francisca Christy Rosana atau Cica. (Tribunnews.com/Handout)

Sebelumnya, Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Tempo, Bagja Hidayat, mengungkapkan teror kepala babi tersebut ditujukkan untuk Cica.

Bagja mengatakan Cica baru menerima paket tersebut pada hari ini setelah selesai liputan bersama rekannya bernama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran sekitar pukul 15.00 WIB.

Sementara itu, paket tersebut disebut Bagja, sudah diterima pihak petugas keamanan Tempo pada Rabu (19/3/2025) sekitar pukul 16.13 WIB.

"Nah begitu dibuka udah menyengat baunya. Nah udah menyengat baunya, lalu dibawa keluar. Begitu dibuka ya kepala babi dengan telinga yang potong," tuturnya.

Dari keterangan petugas keamanan, pengirim paket tersebut yakni seseorang yang mengenakan atribut ojek online. Namun, belum diketahui secara pasti yang mengirim paket teror tersebut.

Baca juga: Dapat Kiriman Kepala Babi dan Bangkai Tikus, Tempo Sebut Teror Ini Sia-sia: Kami Tak Takut

Di sisi lain, Bagja mengatakan selama sepekan terakhir, beberapa wartawan dan dirinya juga diteror oleh nomor-nomor asing. Namun, tak ada pesan-pesan bernada ancaman, melainkan ditelepon beberapa kali.

"Karena kan banyak ya setiap hari ada orang naik Gojek, kiriman, macam-macam. Jadi memang ada, apa namanya, seingat Satpam itu dia (pengirim) pakai apa ya, apa namanya, atribut ke aplikasi gitu. Iya atribut ojek online," jelasnya. 

Lebih lanjut, Bagja mengatakan pihaknya belum membuat laporan polisi karena masih melakukan koordinasi dengan koalisi pendukung kebebasan pers.

Meski begitu, Tempo akan tetap memberikan perlindungan terhadap wartawannya yang menjalankan tugas jurnalistiknya.

"Kami di tempo punya SOP adalah pengamanan wartawan. Tentu kami sudah mulai menjalankannya SOP itu dan apa namanya, ya mendapatkan perlindungan tentu saja ya," ucapnya.

"Nah ini bagaimanapun, apapun tujuannya, kami belum tau tujuannya, tapi ini tentu saja teror gitu. Karena ya tidak ada orang yang mengirim kepala babi tanpa dipesan," sambungnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Reynas Abdilla)(Kompas.com/Fika Nurul Ulya)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan