Minggu, 10 Agustus 2025

OPM Bunuh Pendulang Emas Yahukimo, Kemhan: OPM Punya Perwakilan di Luar Negeri Sebarkan Propaganda

Banyak disinformasi yang beredar di media sosial yang menggunakan narasi-narasi yang menyudutkan pemerintah dan TNI

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Gita Irawan
OPM BUNUH WARGA - Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas saat wawancara di kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta Pusat pada Kamis (10/3/2025). Frega mengatakan OPM menyebar propaganda bahwa 11 pendulang emas yang dibunuh TPNPB-OPM di Yahukimo adalah agen intelijen TNI. (Gita Irawan/Tribunnews.com). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI membantah kabar sebanyak 11 pendulang emas yang dibunuh TPNPB-OPM di Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan adalah agen intelijen TNI.

Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas mengatakan TPNPB-OPM memiliki perwakilan di luar negeri untuk menyebarkan propaganda yang tidak benar.

Bahkan, kata Frega, propaganda yang dibuat TPNPB-OPM bahwa pendulang emas di Yahukimo yang mereka bunuh adalah intelijen TNI telah dimuat media asing.

Ia juga menegaskan pendulang emas di Yahukimo yang dibunuh oleh TPNPB-OPM adalah warga sipil.

Frega mengatakan bahkan terdapat dokumentasi yang menunjukkan aksi TPNPB-OPM saat melakukan penyiksaan dan pembunuhan pendulang emas di Yahukimo dengan keji dan tak berperikemanusiaan.

Terkait itu, ia pun merujuk kepada peristiwa sebelumnya di mana TPNPB-OPM melakukan pembunuhan dan penganiayaan kepada tenaga kesehatan dan juga guru-guru yang bertugas di Tanah Papua.

Baca juga: Usai Bunuh 11 Penambang Emas di Yahukimo Papua Pegunungan, OPM Klaim Bunuh 5 Penambang Lagi

Hal itu disampaikannya saat wawancara di kantor Kemhan RI Jakarta Pusat pada Kamis (10/4/2025).

"Karena mereka narasinya di luar negeri mereka banyak punya perwakilan-perwakilan yang secara individu mendekati baik itu dari LSM, tokoh-tokoh pemerintahan untuk menyebarkan propaganda," ujarnya. 

"Dewasa ini kita tahu bahwa ada misinformasi, misinformasi itu masih bisa dimaklumi mungkin secara tidak sengaja. Tapi ketika kita melihat disinformasi atau malinformasi itu adalah memang penyesatan informasi yang dilakukan untuk merusak dan menyesatkan pemikiran ataupun persepsi yang melihat ataupun mungkin membaca," lanjut dia.

Frega mengatakan banyak disinformasi yang beredar di media sosial yang menggunakan narasi-narasi yang menyudutkan pemerintah dan TNI.

Ia berharap masyarakat bisa lebih jeli lagi terkait informasi-informasi yang beredar di media sosial.


"TNI pada prinsipnya selalu akan menjaga kepentingan NKRI baik itu untuk kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Masyarakat sipil baik itu yang orang asli Papua ataupun yang pendatang di sana itu adalah tugas TNI untuk menjaga karena itu bagian dari keselamatan bangsa. Dan Papua sendiri merupakan wilayah, teritorial Indonesia," ucapnya. 

"Oleh karena itu jangan sampai nanti karena ada propaganda, ada pernyataan yang menggunakan video, dokumentasi kemudian disebarluaskan ke luar negeri terbentuk opini seakan-akan itu adalah benar," lanjutnya.

Ia mendapatkan informasi sampai saat ini proses evakuasi terhadap para korban masih berlangsung dengan mengedepankan kepolisian mengingat para korban adalah warga sipil.

Akan tetapi, lanjutnya, Frega mendapatkan informasi TNI juga akan membantu melakukan pengejaran terhadap para pihak yang bertanggungjawab atas pembunuhan warga sipil tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan