Pemain Sirkus dan Kehidupannya
Mantan Pemain Sirkus OCI Mengadu ke DPR, Mengaku Dipukul Hingga Minta Keadilan
Sejumlah mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) mengadu ke Komisi III DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Penulis:
Fersianus Waku
Editor:
Adi Suhendi
Kendati tidak menerima upah secara seperti pekerja pada umumnya, Tony mengklaim jika anak-anak itu mendapatkan uang saku setiap minggu.
“Tiap minggu juga dikasih. Memang itu tidak diberi gaji, ya. Kami kan dulu juga tidak terima gaji, sama. Masih anak-anak masa terima gaji gitu ya. Tapi uang saku untuk belanja, untuk segala macem, itu selalu ada. gak mungkin gak ada,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini juga, Tony menepis anggapan bahwa anak-anak di bawah asuhan OCI hidup tidak layak.
Padahal, menurutnya kondisi fisik anak-anak tersebut menunjukkan bahwa mereka sehat dan terawat.
“Kalau lihat wajahnya aja bisa keliatan kok, gitu ya. Jadi gak kurus-kurus, ceking, gitu kan nggak. Semua sehat-sehat,” tambah Tony.
Lebih lanjut, Tony pun menyampaikan bahwa perhatian terhadap anak-anak tak hanya terbatas pada kebutuhan sehari-hari.
Ada masanya anak-anak tersebut, lanjut Tony, diajak bertamasya, bahkan ada perayaan ketika berulang tahun.
“Jadi uang belanja ada, pakaian lengkap, kalau hari raya pasti dapet hadiah, dapet apa. Biasa lah kita. Ulang tahun dirayain ramai-rami. Itu biasa. Itu kehidupan keluarga besar,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sejumlah mantan pemain OCI belum lama ini buka suara dan membagikan pengalamannya selama bekerja di panggung hiburan tersebut.
Satu di antara mantan pekerja OCI, Ida, mengaku mulai masuk ke dunia sirkus sejak usia 5-6 tahun tidak mengetahui siapa orang tua aslinya.
Para pekerja lainnya pun mengaku pernah mengalami kekerasan fisik, sampai tidak mendapatkan gaji.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.