Soal Isu Matahari Kembar, Pengamat Sebut Wajar karena Jokowi Berada di Orbit Strategis Kekuasaan
Agung menilai banyaknya kunjungan tokoh pemerintahan ke kediaman Presiden RI Ketujuh Joko Widodo merupakan hal yang wajar.
Penulis:
Ibriza Fasti Ifhami
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Agung Baskoro menilai banyaknya kunjungan tokoh pemerintahan ke kediaman Presiden RI Ketujuh Joko Widodo merupakan hal yang wajar.
Agung mengatakan, Jokowi baru menyelesaikan masa kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Sehingga, sambungnya, masukan-masukan Jokowi terkait jalannya pemerintahan mungkin saja masih dibutuhkan para tamunya.
"Masukan Jokowi masih dibutuhkan oleh pihak-pihak, termasuk kepolisian," kata Agung, saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (23/4/2025).
Selain itu, menurutnya, meskipun sudah lengser dari jabatannya sebagai Presiden, saat ini Jokowi masih berada dalam orbit strategis kekuasaan.
Hal ini tak lepas dari kedua putra Jokowi serta menantunya yang menduduki jabatan-jabatan strategis.
Di antaranya, Wakil Presiden Gibran Rakabumingraka, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, dan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.
"Pak Jokowi memang berada dalam orbit strategis kekuasaan. Saat ini anak sulungnya wakil presiden, yang bungsu Ketua Umum partai, menantunya gubernur," jelas Agung.
Belum lagi para menteri di era kepemimpinan Jokowi, kini beberapa di antaranya masih dipercayakan kembali untuk bekerja di pemerintahan Prabowo Subianto.
"Itu secara otomatis menempatkan Pak Jokowi tetap berada di orbit strategis kekuasaan," ujarnya.
Hal-hal tersebut menjadi pembeda Jokowi dengan beberapa pemimpin Indonesia pendahulunya, Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Agung, Megawati dan SBY juga berada di orbit strategis kekuasaan, namun sifatnya tidak langsung seperti yang terjadi dalam konteks Jokowi.
"Berbeda dengan Ibu Mega dan Pak SBY yang juga berada di orbit strategis, tapi sifatnya tidak langsung karena unsur-unsur figur yang 'dimiliki' Pak Jokowi ini menyebar merata di semua pos-pos strategis itu dan jumlahnya banyak," jelas Agung.
Hal ini, katanya, tentu terjadi karena Jokowi baru selesai memimpin. Sedangkan, jeda waktu kepemimpinan Megawati dengan SBY sudah terpaut jauh.
Seperti diketahui, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), memberikan penjelasan soal pertemuannya dengan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri yang sempat menuai sorotan publik.
Begini Jawaban Bos Boeing Soal Rencana Indonesia Borong 50 Pesawat |
![]() |
---|
KPK Bakal Dalami Temuan 4 HP di Plafon Rumah Immanuel Ebenezer: Apa Itu Memang Kebiasaannya? |
![]() |
---|
Jasman Tongi Minta Prabowo Bertindak, Tambang Ilegal Kotamobagu Meningkat Usai Pidato Kenegaraan |
![]() |
---|
Golkar Tegaskan Tak Ada Munaslub Usai Datangi Istana, Prabowo Beri Dukungan Penuh ke Bahlil |
![]() |
---|
Daftar Pengurus Teras Golkar yang Temui Prabowo di Istana Siang Ini: Ada Bahlil dan Airin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.