Soal Kapal JKW dan Dewi Iriana Diduga Angkut Nikel Raja Ampat, Bahlil: Enggak Ada, di Mana Itu?

TRIBUNNEWS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memastikan kapal-kapal yang dinarasikan menggunakan inisial nama Joko Widodo (Jokowi), JKW, mengangkut hasil tambang nikel dari Raja Ampat, Papua Barat Daya, adalah hoaks.

Bahlil mengatakan Jokowi dan istrinya, Iriana, sama sekali tidak terlibat dalam pusaran tambang nikel di Raja Ampat.

"Enggak ada, di mana itu?" ujar Bahlil di Istana Kepresidenan, Selasa (10/5/2025).

Lebih lanjut, Bahlil juga menegaskan, PT GAG Nikel telah mengantongi izin pertambangan di Raja Aapat sejak era Presiden Soeharto.

Ia mengatakan kontrak karya PT GAG Nikel di Pulau Gag sudah dimulai sejak 1972 dan terus berlanjut hingg saat ini, secara legal.

"PT GAG itu sejak tahun 1972 kontrak karya. Tahun 1998 juga. Jadi nggak ada sama sekali (keterkaitan dengan Jokowi dan Iriana)" jelasnya.

Baca juga: Rekam Jejak 4 Komisaris PT Gag Nikel: Anak Buah Bahlil, Pensiunan Perwira TNI, hingga Ketua PBNU

Sebelumnya, kapal bernama JKW dan Dewi Iriana ramai diperbincangkan di media sosial X.

Kapal itu diduga mengangkut hasil tambang nikel dari Raja Ampat.

Ditelusuri Tribunnews.com, dua kapal bernama JKW dan Dewi Iriana memang benar ada dengan nama lengkap JKW Mahakam dan Dewi Iriana

Namun, jenis kapalnya adalah TB atau tug boat, yang digunakan untuk menarik atau mendorong kapal lainnya.

Berdasarkan data Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan (Ditkapel Kemenhub), ada delapan kapal bernama JKW Mahakam, yaitu:

1. JKW Mahakam 1;
2. JKW Mahakam 2;
3. JKW Mahakam 3;
4. JKW Mahakam 5;
5. JKW Mahakam 6;
6. JKW Mahakam 7;
7. JKW Mahakam 8
8. JKW Mahakam 10.

Sebagian besar JKW Mahakam tersebut milik PT Pelita Samudera Sreeya (PSS), anak buah PT IMC Pelita Logistik Tbk (kode emiten: PSSI).

PSSI merupakan kode perusahaan pelayaran logistik yang terdaftar di BEI.

PT PSS diketahui juga memiliki kapal bernama Dewi Iriana.

Selain PT PSS, kapal Dewi Iriana juga dimiliki PT Sinar Pasifik Lestari dan PT Permata Lintas Abadi.

IUP 4 Perusahaan Dicabut