Sabtu, 13 September 2025

Kader PSI Minta Maaf dan Cabut Pernyataannya soal Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi

Berikut permintaan maaf Dedy Nur kepada publik yang telah menyebut Jokowi memenuhi syarat menjadi seorang nabi.

zoom-inlihat foto Kader PSI Minta Maaf dan Cabut Pernyataannya soal Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi
Tribunnews.com/Yogi Gustaman
JOKOWI DISEBUT NABI - Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sedang makan nasi di warung dekat Masjid Sunda Kelapa Menteng, Jumat (6/4/2012). Kader PSI, Dedy Nur Palakka, meminta maaf atas pernyataannya yang viral sebut Presiden ke-7 RI Jokowi memenuhi syarat menjadi nabi.

Cuitan tersebut ditulis Dedy Nur saat membalas komentar miring warganet yang menyindir kedekatan Jokowi dengan rakyat di akun X pada Selasa (10/6/2025) lalu.

"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini (Jokowi) sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat."

"Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna," tulis Dedy Nur.

Pernyataan Dedy Nur tersebut mengundang perhatian luas warganet.

Dedy Nur bahkan dianggap berlebihan dalam memberikan pujian kepada Jokowi.

Ia lalu membuat penjelasan terkait pernyataannya tersebut.

Menurut Dedy Nur, tidak semua penyebutan "nabi" berarti secara literal menerima wahyu dari Tuhan seperti yang dipahami dalam Islam atau Kristen.

Apalagi, persepsi bahwa seorang nabi harus menerima wahyu secara langsung dari Tuhan.

"Orang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat manusia."

"Namun, dalam perbincangan filsafat, sastra, dan tafsir sosial, kata nabi juga sering digunakan secara kiasan atau simbolik," jelas Dedy Nur.

Dedy Nur menegaskan pernyataannya tersebut tidak salah dan tidak harus disalahkan.

"Tidak perlu banyak orang untuk mengawali pemikiran."

"Banyak ide besar dalam sejarah justru berangkat dari satu orang yang melihat sesuatu yang orang lain belum lihat," ujar Dedy Nur.

Ia lantas memberikan beberapa contoh tokoh besar di dunia.

"'Dulu orang menganggap Nelson Mandela pengacau, sebelum akhirnya disebut pembawa cahaya rekonsiliasi dan Mahatma Gandhi dulu dianggap aneh dengan strategi ahimsa, sebelum dunia menyebutnya nabi tanpa senjata."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan