Menhan Libatkan Wiranto, Dudung Abdurachman hingga Refly Harun Siapkan Dewan Pertahanan Nasional
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menggelar kegiatan silaturahmi dan sosialisasi terkait Dewan Pertahanan Nasional (DPN)
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menggelar kegiatan silaturahmi dan sosialisasi terkait Dewan Pertahanan Nasional (DPN) bersama sejumlah tokoh bangsa lintas bidang, baik dari kalangan akademisi, pakar hukum, TNI-Polri, maupun masyarakat sipil.
Kepala Biro (Karo) Humas Kementerian Pertahanan RI (Kemhan) Frega Ferdinand Wenas menyatakan, pertemuan yang dipimpin oleh Sjafrie yang juga menjabat sebagai Ketua Harian DPN itu menjadi momen penting untuk mematangkan keberadaan serta peran DPN dalam sistem pertahanan negara.
"Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang sosialisasi, tetapi juga ruang dialog konstruktif. Pak Menhan mendengarkan langsung pandangan dan masukan dari berbagai tokoh, mulai dari akademisi, pakar hukum, hingga para purnawirawan TNI dan Polri," ujar Frega saat jumpa pers di Kantor Kemhan RI, Jumat (13/6/2025).
Lebih lanjut, Frega menjelaskan kalau DPN tidak bersifat operasional ataupun administratif, melainkan berperan dalam merumuskan kebijakan umum pertahanan negara serta memberi masukan strategis kepada Presiden sebagai Ketua DPN.
DPN kata dia, nantinya akan bertugas mengidentifikasi isu-isu strategis yang berkaitan dengan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
Diharapkan hasil dari kajian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pertahanan yang menyeluruh, baik dari aspek militer maupun nirmiliter.
"Sehingga ketika rekomendasi itu diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai Ketua DPN ini menjadi rekomendasi yang baik yang bisa memberikan solusi untuk permasalahan nasional yang ada," kata Frega
Merespons soal kehkawatiran terkait tumpang tindih fungsi dengan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Frega menegaskan, terdapat perbedaan fokus antara kedua lembaga.
DPN menurut dia berfokus pada pertahanan sebagai ranah presiden selaku kepala negara dan panglima tertinggi. Sementara Lemhannas berfokus pada ketahanan nasional secara umum.
Berdasarkan pantauan Tribunnews di lokasi, tokoh yang hadir di antaranya Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan sekaligus mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Donny Ermawan Taufanto, mantan Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Terlihat juga mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sekaligus penasihat khusus Presiden bidang urusan pertahanan nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman.
Terlihat pula Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji dan eks Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia.
Selain itu, Sjafrie juga mengumpulkan tokoh dari kepolisian antara lain, Jenderal Polisi (Purn) Sutanto dan eks Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Bambang Hendarso Danuri.
Dari tokoh non militer dan non polri terlihat hadir pakar hukum tata negara sekaligus pengacara, Refly Harun, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana.
Menteri Pertahanan
Sjafrie Sjamsoeddin
Dewan Pertahanan Nasional (DPN)
Wiranto
Dudung Abdurrachman
Refly Harun
Abraham Samad Diperiksa Terkait Polemik Ijazah Jokowi, Refly Harun: Ini Orkestrasi Sebuah Kekuasaan |
![]() |
---|
3 Jenderal Bintang 4 Turun Tangan di Kasus Kematian Prada Lucky, Tuntaskan Usut 20 Tersangka |
![]() |
---|
Daftar Jenderal HOR di Kabinet Merah Putih, 2 Terbaru Kini Samai Prabowo |
![]() |
---|
Sosok 5 Tokoh Dapat Gelar Jenderal Kehormatan: Menhan Sjafrie hingga Eks Danjen Kopassus Agus Sutomo |
![]() |
---|
Jokowi Disebut Sosok di Balik Lambatnya Eksekusi Silfester Matutina, meski Kasus Inkrah 6 Tahun Lalu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.