Minggu, 21 September 2025
Tujuan Terkait

Syahganda Nainggolan: Pengentasan Kemiskinan Oleh Prabowo Merupakan Kerja Ideologis

Pengentasan kemiskinan secara total dan semesta yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto saat ini merupakan kerja Ideologis.

Penulis: Erik S
Editor: Wahyu Aji
istimewa
DISKUSI KESEJAHTERAAN - Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan dalam diskusi panel yang diselenggarakan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial, di Jakarta, Selasa (17/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengentasan kemiskinan secara total dan semesta yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto saat ini merupakan kerja Ideologis.

Pengentasan kemiskinan di era ini ditandai dengan gerakan simultan antara jaminan sosial dan bantuan sosial yang massif.

Bantuan sosial, seperti makan bergizi gratis (MBG) merupakan program raksasa dalam meningkatkan gizi rakyat miskin.

Selain itu, program 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, dengan skala uang raksasa, juga akan menjadikan perputaran uang dikalangan rakyat miskin akar rumput terjadi.

Kedua contoh program sosial di atas perlu diapresiasi, karena sepanjang sejarah bangsa kita, program bantuan sosial besar-besaran baru sekarang terjadi, disampaing adanya jaminan sosial seperti BPJS.

Demikian disampaikan Syahganda Nainggolan dalam diskusi panel yang diselenggarakan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial, di Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Acara itu dihadiri pembicara lainnya Frenky Wilirang, pimpinan Group Bisnis Indofood, Dr. Effendy Choirie, ketua umum DNIKS, serta tokoh kesejahteraan sosial Professor Bambang Shergi Laksmono, dari Universitas Indonesia dan Dr. Chazali Situmorang, mantan ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional.

Langkah Prabowo lainnya yang menunjukkan pemihakan pada orang-orang miskin, menurut Syahganda, adalah penguasaan kembali ruang publik dan aset publik oleh negara.

Revitalisasi aset oleh pemerintah Prabowo dari yang sebelumnya dimiliki swasta secara ilegal, menjadi milik negara, seperti dalam kasus perkebunan sawit ilegal, penguasaan pantai utara secara ilegal, tambang ilegal dan perampasan harta-harta korupsi, dapat merubah posisi "kutukan sumberdaya alam" (resources curse) yang selama ini menghantui kita menjadi kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat.

"Jika aset dan ruang-ruang publik semakin besar, maka rakyat miskin dapat ikut menikmati keberadaannya," kata direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan

Sementara itu, Frenky Wilirang, dalam ceramahnya meminta pemerintah lebih berhati-hati dalam membuat program sosial agar tepat sasaran. Dia mengharapkan agar lembaga seperti DNIKS dapat dilibatkan untuk membantu kesuksesan program-program seperti MBG dan corporate social responsibility (CSR).

Baca juga: Great Institute: Keyakinan Publik Terhadap Pemberantasan Korupsi Harus Dijadikan Momentum Pemerintah

Menurutnya, Indofood juga mempunyai banyak contoh pembinaan sosial yang dapat dicontoh, di mana, interaksi sosial sebagai kunci CSR dilakukan.

"Keterlibatan masyarakat atau 'bottom up' menjadi kunci penting keberhasilan program sosial," tambah Frenky.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan