Amien Rais dan Jokowi
Amien Rais Tiba-tiba Tuding Jokowi Jadi Dalang Kecelakaan Putra Sulungnya pada Tahun 2020
Amien Rais tiba-tiba menuding Jokowi menjadi dalang yang ingin mencelakai anaknya dengan membuat skenario kecelakaan pada tahun 2020 lalu.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, tiba-tiba mengunggah video di kanal YouTube miliknya yang berisi tudingan bahwa insiden kecelakaan putra sulungnya, Ahmad Hanafi Rais pada tahun 2020 silam didalangi oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
"Anak sulungnya, Ahmad Hanafi Rais, oleh rezim Jokowi pernah mau dibunuh dengan ploting cukup rapi," katanya dikutip pada Senin (30/6/2025).
Amien menceritakan kronologi kecelakaan anaknya itu berawal ketika hendak melakukan perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta.
Dia mengungkapkan adanya kejanggalan yang dialami Hanafi ketika ada dua mobil sedan membuntuti mobilnya ketika berada di Semarang, Jawa Tengah.
"Sejak dari Semarang, Hanafi merasa aneh mengapa ada dua sedan yang terus membuntuti mobilnya. Bila mobil Hanafi berjalan cepat, dua sedan misterius itu juga berjalan cepat. Kemudian jika mobil Hanafi pelan, dua mobil itu juga ikutan pelan," bebernya.
Amien mengatakan sesampainya mobil yang dikendarai Hanafi sampai di Tol Cipali, ada dua truk besar yang disebut akan melakukan penyergapan.
Dia menuding bahwa sopir dari dua truk itu selalu berkomunikasi dengan pengendara dua mobil sedan yang sudah mengikuti Hanafi sejak dari Semarang.
Baca juga: Pengantin Baru Tewas Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Beruntun di Buleleng, Baru Menikah Seminggu Lalu
Amien mengatakan ada satu truk yang menyalip mobil Hanafi. Lalu, truk lainnya berada di belakang mobil putra sulung Amien tersebut.
Setelah itu, sambungnya, truk yang berada di depan tiba-tiba mengerem mendadak dan membuat mobil yang dikendarai Hanafi menabraknya.
"Dan truk yang dibelakang menyeruduk menghancurkan bagian belakang mobil Hanafi," katanya.
Akibat kecelakaan itu, Amien mengatakan putranya mengalami luka.
"Pelipisnya (luka) dan hidungnya retak dan juga mengucurkan darah segar dan tulang punggungnya retak. Mobil Alphard Hanafi hampir putus jadi dua bagian saking kerasnya tabrakan truk dari belakang," tuturnya.
Hanafi, kata Amien, belum dapat berjalan dengan normal akibat kecelakaan pada lima tahun yang lalu tersebut.
Amien menuding bahwa apa yang menimpa Hanafi itu didalangi oleh Jokowi.
"Mengapa Jokowi ingin membunuh anak saya? Supaya saya berhenti mengkritik kebijakan Jokowi yang memang harus dikritik."
"Mungkin maksud Jokowi supaya syok dan ketakutan. Jokowi ternyata belum puas, kok Hanafi masih hidup?" tuturnya.
Kronologi Kecelakaan Hanafi

Hanafi mengalami kecelakaan di Tol Cipali KM 112.900 di Subang, Jawa Barat, pada 18 Oktober 2020 lalu.
Dikutip dari Tribun Jabar, mobil yang ditumpangi Hanafi itu ditabrak kendaraan lain dari belakang.
Akibatnya, mobilnya pun terlempar dan menabrak kendaraan berat di depannya.
Lalu, kedua kendaraan yang menabrak dan ditabrak mobil Alphard yang ditumpangi Hanafi itu langsung kabur.
"Kedua kendaraan itu diduga meninggalkan lokasi kejadian. Identitasnya masih diselidiki. Untuk kondisi di sekitar lokasi, tanpa ada penerangan jalan," kata Kabid Humas Polda Jabar saat itu, Kombes Erdi A Chaniago.
Sementara, Panit PJR Tol Cipali, Iptu Karyana, mengatakan akibat insiden itu, Hanafi mengalami luka berat.
"Kejadian pukul 03.00 WIB dan mendapatkan penanganan di RS Thamrin," katanya.
Iptu Karyana mengatakan saat kecelakaan, Hanafi sampai terdorong ke depan akibat diseruduk dari belakang oleh sebuah minibus.
"Karena keras, kendaraan Hanafi terdorong dan menabrak kendaraan berat yang ada di depannya. Kendaraan yang menabrak mobil Hanafi Rais langsung kabur dan tak diketahui identitasnya," katanya.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jabar dengan judul "BREAKING NEWS Anak Amien Rais Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali Dini Hari, Alami Luka Berat"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.